Tidak akan ada yang tahu siapa yang menderita penyakit HIV/AIDS bila orang yang menderita penyakit tersebut tidak ingin mengungkapkannya. Yang tahu hanyalah petugas yang melakukan konseling dan memeriksanya, dokter, dan mungkin beberapa petugas kesehatan lain yang sudah pasti tidak akan membuka mulut tentang penyakit pasien tersebut tanpa persetujuan sang pasien.
Obat-obat antivirus untuk HIV/AIDS pun meskipun tidak selamanya, namun bagi orang-orang yang diperuntukkan akan tahu dimana tempat memperolehnya. Selain itu, setahu saya obat-obatan tersebut tidak dijual sehingga mereka akan mendapatnya gratis, tentu saja obat-obat antivirus untuk HIV/AIDS yang generik bukan dalam bentuk yang masih paten. Meskipun belum ada obat yang benar-benar diperuntukkan untuk mengobati HIV/AIDS seperti pada penyakit lain seperti TB paru. Obat-obat bar uterus dikembangkan untuk penyakit ini.
Setiap tahun, gerakan untuk AIDS dilakukan dan diperingati di awal Desember. Satu hari yang khusus diperingati sebagai waktu untuk melihat ke belakang seberapa jauh HIV/AIDS sudah dapat dikendalikan. Banyak orang terlibat dalam kampanye aktif menyuarakan seberapa bahayanya virus HIV. Bahwa virus tersebut tidak akan langsung mengakibatkan penyakit saat seseorang mengidapnya. Tapi membutuhkan waktu beberapa tahun hingga AIDS muncul.
Kampanye dalam bentuk penyadaran bagaimana HIV/AIDS berkembang pun terus digiatkan. Mulai dari tingkat pelayanan kesehatan paling bawah, melalui penyuluhan-penyuluhan tentang penyakit AIDS hingga tingkat global melalui media-media massa. Bantuan terus mengalir bagi orang-orang yang telah terjangkit HIV/AIDS.
Lalu, mengapa setiap tahun penderita HIV/AIDS terus meningkat seakan tidak bisa dikendalikan ? Seorang dosen dalam kuliahnya mengatakan penyakit HIV/AIDS itu seperti “fenomena gunung es”. Saat suatu data jumlah penderita HIV/AIDS diungkapkan maka kemungkinan real dari jumlah penderita AIDS adalah seratus kali lipat dari data tersebut. Yang tampak hanyalah sepersekian dari orang-orang yang terkena AIDS.
Apakah program-program yang selama ini dijalankan tidak sesuai dengan harapan ? Atau cara-cara yang digunakan salah dan perlu ditinjau ulang ? AIDS adalah fenomena nyata yang ada di sekitar kita dan membawa stigma negative. Bila seseorang menderita HIV/AIDS ia akan dijauhi. Slogan yang selama ini dikampanyekan “ Jauhi virusnya bukan orangnya “ masih belum berjalan sebagaimana mestinya karena banyak yang tidak mengetahui cara penularan HIV/AIDS.
Setiap tahun, gerakan untuk AIDS dilakukan dan diperingati di awal Desember. Satu hari yang khusus diperingati sebagai waktu untuk melihat ke belakang seberapa jauh HIV/AIDS sudah dapat dikendalikan. Banyak orang terlibat dalam kampanye aktif menyuarakan seberapa bahayanya virus HIV. Bahwa virus tersebut tidak akan langsung mengakibatkan penyakit saat seseorang mengidapnya. Tapi membutuhkan waktu beberapa tahun hingga AIDS muncul.
Kampanye dalam bentuk penyadaran bagaimana HIV/AIDS berkembang pun terus digiatkan. Mulai dari tingkat pelayanan kesehatan paling bawah, melalui penyuluhan-penyuluhan tentang penyakit AIDS hingga tingkat global melalui media-media massa. Bantuan terus mengalir bagi orang-orang yang telah terjangkit HIV/AIDS.
Lalu, mengapa setiap tahun penderita HIV/AIDS terus meningkat seakan tidak bisa dikendalikan ? Seorang dosen dalam kuliahnya mengatakan penyakit HIV/AIDS itu seperti “fenomena gunung es”. Saat suatu data jumlah penderita HIV/AIDS diungkapkan maka kemungkinan real dari jumlah penderita AIDS adalah seratus kali lipat dari data tersebut. Yang tampak hanyalah sepersekian dari orang-orang yang terkena AIDS.
Apakah program-program yang selama ini dijalankan tidak sesuai dengan harapan ? Atau cara-cara yang digunakan salah dan perlu ditinjau ulang ? AIDS adalah fenomena nyata yang ada di sekitar kita dan membawa stigma negative. Bila seseorang menderita HIV/AIDS ia akan dijauhi. Slogan yang selama ini dikampanyekan “ Jauhi virusnya bukan orangnya “ masih belum berjalan sebagaimana mestinya karena banyak yang tidak mengetahui cara penularan HIV/AIDS.
No comments:
Post a Comment