Tuesday, December 1, 2009

2012 : the year before 0001




Tidak ada rencana untuk menonton film ini. Meski banyak publikasi baik yang resmi maupun tidak seperti publikasi di TV yang dikaitkan dengan akhir kalender bangsa Maya, cerita dari teman-teman tentang sulitnya mendapatkan tiket untuk menonton film ini atau intro yang dikatakan pastor saat memulai khotbahnya minggu kemarin. Bahkan saat berkunjung ke sebuah pusat perbelanjaan di kota ini, dvd bajakan film 2012 mendapatkan pembeli dalam jumlah yang lumayan. Mungkin sebagai bentuk pengalihan para peminat film yang tidak mendapatkan tiket nonton di bioskop. Meskipun DVD nya jelas-jelas bajakan tapi dalam pikiran saya, mungkin DVD asli berhubung hanya melintas sebuah jalan dari pusat perbelanjaan tersebut, ada pos petugas penegak hukum yang tidak berbuat apa-apa terhadap pemilik toko DVD tersebut.
Film ini berawal dari pembicaraan ahli geofisika bernama Satnam dengan dr. Adrian Hemsley tentang penemuannya mengenai perubahan besar-besaran pada bumi yang akan berdampak pada end of the world di tahun 2012. Kegiatan mempersiapkan diri dengan membuat tempat penampungan di suatu tempat di China secara diam-diam. Bahkan setiap tempat di dalam tempat itu dinilai seharga 1 miliar euro. Hingga akhirnya, hari yang dinanti datang. Orang-orang berusaha untuk menyelamatkan diri termasuk Jackson bersama keluarganya mencapai kapal penyelamat.
Kembali pada inti dari artikel ini, entah mengapa saya berpikir bahwa film ini bila dilihat dari segi tema, tak lebih baik dari film-film sebelumnya seperti Armageddon atau the day after tomorrow, atau lainnya. Yang menjadi kelebihannya adalah efek visual yang lebih baik dengan efek-efek film yang luar biasa dengan alur cerita yang menarik. Drama dalam film yang mengharu birukan yang menonton. Bahkan isu kiamat yang dibawa tidak terlalu nampak dalam film ini, hanya ada di awal film.
to be human means to care for each other and civilicazion means to work together to create a better life. … The moment we stop fighting for each other. That’s the point when we lose the humanity”. Artinya kira-kira begini :” Untuk menjadi manusia itu berarti peduli dengan yang lainnya dan dan peradaban berarti bekerja sama untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. … Pada saat kita berhenti berjuang untuk satu sama lain. Itu saat di mana kita kehilangan rasa kemanusiaan kita.”
Sayangnya, mengapa harus ada orang-orang seperti Anheuser yang sangat egois masih terdapat dalam peradaban baru setelah 2012. Banyak hal yang bisa dikutip dari film ini – bukan dari sisi tema dasar yang dibawa – tapi tentang pesan kemanusiaan. Mungkin isu tentang kiamat hanya sebagai pencetus bagi kita untuk mewujudkan kemanusiaan dalam peradaban kita . Yang pasti, dari sebuah film religi beberapa tahun lalu ada sebuah kutipan yang bunyinya seperti ini :” kita tidak tahu kapan kiamat itu tiba, tapi yang pasti kiamat tidak akan semakin jauh.” Bahkan orang yang membayar 1 miliar pun belum tentu lolos dari kematian.




No comments: