Tuesday, March 31, 2009

DISTRIKIASIS

I PENDAHULUAN
Kelopak mata mempunyai beberapa fungsi. Salah satunya adalah sebagai proteksi mekanik terhadap bola mata. Kelopak mata juga menyediakan elemen kimia penting pada lapisan air mata prekorneal, dan membantu mendistribusikan lapisan ini ke seluruh permukaan bola mata. Selama fase mengedip, kelopak mata mendorong air mata ke kantus medial dan masuk ke dalam system drainase pungtum lakrimal. Bulu mata yang ada di sepanjang tepi kelopak mata membersihkan partikel-partikel dari depan mata, dan pergerakan gerakan konstan serta reflex kelopak mata mencegah kornea dari trauma ataupun cahaya yang menyilaukan.5
Trikiasis merupakan kondisi dimana silia bulu mata melengkung ke arah bola mata. Trikiasis biasanya akibat inflamasi atau parut pada palpebra setelah operasi palpebra, trauma, kalasion, atau blefaris berat. Trikiasis sering dikaitkan dengan penyakit sikatriks kronik seperti pemphigoid ocular, trakoma, dan sindrom Steven Johnson.9,11

II EPIDEMIOLOGI
Trikiasis dapat terjadi pada semua usia, namun lebih sering ditemukan pada orang dewasa. Belum ditemukan bukti adanya predileksi pada ras-ras tertentu ataupun jenis kelamin.12

III ANATOMI 5,11,
Palpebra adalah lipatan tipis kulit, otot, dan jaringan fibrosa yang berfungsi melindungi struktur-struktur mata yang rentan. Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan melindungi bola mata bagian inferior.
Struktur palpebra
Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superficial ke dalam terdapat lapisan kulit, lapisan otot orbikularis okuli, jaringan areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan lapisan membrane mukosa (konjungtiva palpebrae).

Gambar lapisan superficial palpebra yang terdiri dari kulit, glandula Moll dan Zeis, dan m. orbicularis oculi dan levator palpebra. Lapisan dalam terdiri dari lempeng tarsal, m.tarsal, konjungtiva palpebra dan glandula meibom.
Dikutip dari kepustakaan 7

a. Kulit
Kulit palpebra berbeda dri kulit lain tubuh karena tipis, longgar dan elastic, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.


Gambaran histologik kulit palpebra yang terdiri dari empat lapis epidermis dan dermis. Dikutip dari kepustakaan 11

b. M. orbikularis okuli
Fungsi m. orbicularis oculi adalah menutup palpebra. Serat-serat ototnya mengelilingi fissure palpebrae secara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal, bagian di atas septum orbital adalah bagian praseptal. Segmen di luar palpebra disebut bagian orbita. M. orbicularis oculi dipersarafi oleh nervus facialis (N. VII)

M. orbicularis oculi dan m. frontalis (a) bagian pretarsal, (b) bagian preseptal, (c) bagian orbital, (d) m. frontalis
Dikutip dari kepustakaan 11

c. Jaringan areolar
Jaringan areolar submuskular yang terdapat di bawah m. orbicularis oculi berhubungan dengan lapisan supaponeurotik dari kulit kepala.
d. Tarsus
Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapisan jaringan fibrosa padat yang bersama sedikit jaringan elastic disebut tarsus superior dan inferior. Sudut lateral dan medial dan juluran tarsus tertambat pada tepian orbita oleh ligament palpebra lateralis dan medialis. Tarsus superior dan inferior juga tertambat oleh fascia tipis dan padat pada tepiam atas dan bawah orbita. Fascia tipis ini membentuk septum orbita.
e. Konjungtiva palpebrae
Bagian posterior palpebrae dilapisis selapis membrane mukosa yang disebut konjunctiva palpebra, yang melekat erat di tarsus.
Margo palpebra
Panjang tepian bebas palpebra adalah 25-30 mm, dan lebar 2 mm. ia dipisahkan oleh garis kelabu menjadi tepian anterior dan posterior.
a. Tepian anterior
Bulu mata
Bulu mata muncul dari tepian palpebra dan tersusun tidak teratur. Bulu mata atas lebih banyak dan lebih panjang dari yang di bawah dan melengkung ke atas, bulu mata yang di bawah melengkung ke bawah.
Glandula Zeis
Ini adalah modifikasi dari kelenjar sebasea kecil yang bermuara pada folikel rambut pada dasar bulu mata.
Glandula Moll
Ini adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam satu baris dekat bulu mata.
b. Tepian posterior
Tepian palpebra superior berhubungan dengan bola mata dan sepanjang tepian ini terpapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasea yang telah dimodifikasi (glandula Meibom)
c. Punctum lacrimalis
Pada ujung medial dari tepian posterior palpebra terdapat elevasi kecil dengan lubang kecil di pusat yang terlihat pada palpebra superior dan inferior. Punctum ini berfungsi menghantar air mata kebawah melalui kanalikulus terkait ke sakkus lakrimalis.
Fissura palpebra
Fissura palpebra adalah ruang elips di antar kedua palpebra yang dibuka.fissura ini berakhir pada kantus medialis dan lateralis. Kantus lateralis kira-kira 0,5 cm dari tepian lateral orbita dan membentuk sudut tajam. Kantus medialis lebih elliptic dari kantus lateralis dan mengelilingi lacuna lakrimalis.
Septum orbitale
Septum orbital adalah fascia di belakang bagian muskulus orbicularis yang terletak di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara palpebra dan orbita. Septum orbitale superior menyatu dengan tendon dari levator palpebra superior dan tarsus superior, septum orbitale inferior menyatu dengan tarsus inferior.
Retraktor Palpebra
Di palpebra superior, bagian otot rangka adalah levator palpebra superior yang berasal dari apeks orbita dan berjalan ke depan dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan bagian yang lebih dalam yang mengandung serat-serat otot polos dari m. Muller.
Di palpebra inferior, retractor utama adalah m. rectus inferior yang menjulurkan jaringan fibrosa untuk membungkus m. obliquus inferior.
Persarafan sensoris
Persarafan sensoris dari palpebra berasal dari cabang pertama dan kedua trigeminus. Nervus lakrimalis, supraorbitalis,supratroklearis, infratroklearis dan nasalis eksterna adalah cabang dari divisi oftalmika nervus trigeminus. Nervus infraorbitalis, zygomaticofacialis , dan zygomaticotemporalis merupakan cabang dari divisi maksilaris nervus trigeminus.

Pembuluh darah dan limfe
Palpebra diperdarahi oleh arteri lakrimalis dan oftalmika melalui cabang-cabang palpebra lateral dan medialnya. Anastomosis antara arteri palpebralis lateral dan medial membentuk arcade tarsal yang terletak di dalam jaringan areolar submuskular. Drainase vena palpebra mengalir ke dalam vena oftalmika.
Pembuluh limfe dari segmen lateral palpebra berjalan ke dalam nodus preaurikuler dan parotis. Pembuluh limfe dari sisi medial palpebra mencurahkan isinya ke dalam limfonodus submandibula.

IV ETIOLOGI10
• Idiopatik
• Blefaritis kronik
Margo palpebra meradang, menebal, berkrusta, erythem dengan secret ringan dan telangiektasis pembuluh darah
• Sikatriks
Dapat diakibatkan oleh luka palpebra oleh trauma, pembedahan, penyakit ocular cicatricial pemphigoid , trakoma, dan lainnya.

V GAMBARAN KLINIK
Posisi tepi palpebra dapat normal, atau jika tidak dapat dihubungkan dengan entropion. Bulu mata yang melengkung ke dalam. Pasien mengeluhkan sensasi benda asing dan iritasi permukaan bola mata kronik. Abrasi kornea, injeksi konjungtiva, keluarnya cairan mucus, dan reflex epifora merupakan gambaran yang sering ditemukan. 4,

Trikiasis pada silia superior Trikiasis pada silia inferior

VI PENATALAKSANAAN
Jika hanya sedikit bulu mata yang terlibat, epilasi mekanik dapat menangani sementara. Pertumbuhan baru biasanya dalam tiga hingga empat minggu. Penanganan permanen merusak folikel bulu mata yang terlibat. Hal ini dilakukan dengan eksisi langsung, elektrolisis, atau radiosurgery. 12
Jika melibatkan area tepi palpebra yang lebih luas, cryosurgery lebih efektif dan kurang merusak palpebra. Ablasi laser dari folikel bulu mata juga dilaporkan bermanfaat. Pada kebanyakan kasus, penatalaksanan ulang penting selama beberapa sesi untuk mengeliminasi seluruh bulu mata yang terlibat. Jika entropion ditemukan, tepi palpebra sebaiknya dikoreksi sebagai tambahan untuk menghilangkan bulu mata yang terlibat.12




VII DIAGNOSIS BANDING
Trikiasis dapat didiagnosis banding dengan entropion. Entropion adalah pelipatan kelopak mata ke arah dalam yang dapat disebabkan oleh involusi (spastic, ketuaan), sikatrik, atau congenital. Gangguan ini selalu mengenai kelopak mata bawah dan merupakan akibat gabungan kelumpuhan otot-otot retractor kelopak mata , mikrasi ke atas muskulus orbikularis preseptal, dan melipatnya tarsus ke atas. 4

VII KESIMPULAN
Trikiasis merupakan kondisi dimana silia bulu mata melengkung ke arah bola mata. Trikiasis biasanya akibat inflamasi atau parut pada palpebra setelah operasi palpebra, trauma, kalasion, atau blefaris berat. Trikiasis sering dikaitkan dengan penyakit sikatriks kronik seperti pemphigoid ocular, trakoma, dan sindrom Steven Johnson. Pasien mengeluhkan sensasi benda asing dan iritasi permukaan bola mata kronik. Abrasi kornea, injeksi konjungtiva, keluarnya cairan mucus, dan reflex epifora merupakan gambaran yang sering ditemukan.
Penanganan trikiasis dapat berupa epilasi, eksisi langsung, elektrolisis, atau radiosurgery. Jika entropion ditemukan, tepi palpebra sebaiknya dikoreksi sebagai tambahan untuk menghilangkan bulu mata yang terlibat.








[get this widget]

DAKRIOSISTITIS

I PENDAHULUAN
Sistem eksresi air mata mudah mengalami infeksi dan peradangan yang disebabkan oleh berbagai factor. Tujuan fungsional dari system eksresi air mata adalah untuk mengalirkan air mata dari mata ke dalam kavum nasal. Adanya hambatan air mata yang patologis pada system drainase air mata dapat menyebabkan terjadinya dakriosistitis.1
Dakriosistitis adalah suatu infeksi pada kantong air mata yang terletak di antara sudut bagian dalam kelopak mata dengan hidung. Dakriosistitis biasanya disebabkan oleh karena adanya blockade pada saluran yang mengalirkan air mata dari kantong air mata ke hidung. Duktus yang terhalang menjadi terinfeksi. Dakriosistitis dapat berupa akut maupun kronik. Hal ini dapat dihubungkan dengan suatu malformasi pada duktus lakrimalis, luka, infeksi pada mata, maupun trauma.2,3
Dakriosistitis akut ditandai dengan gejala mendadak berupa nyeri dan kemerahan pada daerah kantus medialis . adanya epifora merupakan karakteristik pada peradangan kronik pada duktus lakrimalis.4
Bentuk khas dari peradangan pada kantong air mata adalah dakriosistitis congenital, yang secara patofisiologi sangat erat kaitannya dengan embryogenesis system eksresi lakrimal. Dakriosistitis sering timbul pada bayi yang disebabkan karena duktus lakrimalis belum berkembang dengan baik. Pada orang dewasa, infeksi dapat berasal dari luka atau peradangan pada hidung. Meskipun demikian, pada kebanyakan kasus, penyebabnya tidak diketahui.4

II INSIDENS
Infeksi pada sakkus lakrimalis umumnya ditemukan pada 2 kategori usia, pada infant dan orang dewasa yang berusia lebih dari 40 tahun. Dakriosistitis akut pada bayi baru lahir jarang ditemukan, terjadi pada kurang dari 1% dari semua kelahiran. Dakriosistitis didapat secara primer terjadi pada wanita dan lebih sering pada pasien dengan usia di atas 40 tahun, dengan puncak insidensi pada usia 60 – 70 tahun. Kebanyakan penelitian mendemonstrasikan sekitar 70 – 83% kasus dakriosistitis terjadi pada wanita, sementara dakriosistitis congenital memiliki frekuensi yang sama antara pria dan wanita.1,4
Pada individu dengan kepala berbentuk brachycepalic memiliki insidensi yang tinggi mengalami dakriosistitis dibandingkan dengan individu dengan kepala berbentuk dolichocephalic atau mesosephalic. Hal ini dikarenakan pada tengkorak berbentuk brachycephalic memiliki diameter lubang yang lebih sempit ke dalam duktus nasolakrimalis, duktus nasolakrimalis lebih panjang, dan fossa lakrimalis lebih sempit. Pada pasien dengan hidung pesek dan muka kecil memiliki resiko lebih tinggi mengalami dakriosistitis, diduga karena kanalis osseus lakrimal yang lebih sempit.1

III ANATOMI5,6,7,8
Sistem lakrimalis mencakup struktur-struktur yang terlibat dalam produksi dan drainase air mata. Komponen sekresi terdiri atas kelenjar yang menghasilkan berbagai unsure pembentuk cairan air mata. Sistem eksresi mulai pada punctum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, duktus nasolakrimal, meatus inferior. Cairan air mata disebarkan di atas permukaan mata oleh kedipan mata.
Kompleks lakrimalis terdiri atas glandula lakrimalis, glandula lakrimalis aksesorius, kanalikuli, punctum lakrimalis, sakkus lakrimalis, dan duktus nasolakrimalis.

Gambar anatomi system lakrimalis.dikutip dari kepustakaan 7
Sistem lakrimal tersusun atas struktur-struktur yang mensekresi air mata dan struktur-struktur yang mengalirkan air mata.

Secara embriologis, glandula lakrimalis dan glandula lakrimalis assessorius berkembang dari epitel konjungtiva. System lakrimasi glandula yang berupa kanalikuli, sakkus lakrimalis dan duktus nasolakrimalis juga merupakan turunan ectoderm permukaan yang berkembang dari korda epitel padat yang terbenam di antara prosessus maksilaris dan nasalis dari struktur-struktur muka yang sedang berkembang. Korda ini terbentuk salurannya sesaat sebelum lahir.

Glandula lakrimalis terdiri dari struktur berikut :
1. Bagian orbita berbentuk kenari yang terletak di dalam fossa lakrimalis di segmen temporal atas anterior dari orbita, dipisahkan dari bagian palpebra oleh kornu lateralis dari muskulus levator palpebra.
2. Bagian palpebra yang lebih kecil terletak tepat di atas segmen temporal dari forniks konjungtiva superior. Duktus sekretorius lakrimalis, yang bermuara melalui kira-kira 10 lubang kecil, menghubungkan bagian orbital dan palpebral glandula lakrimalis dengan forniks konjungtiva superior. Pembuangan bagian palpebra dari kelenjar memutuskan semua saluran penghubung dan dengan demikian mencegah kelenjar itu bersekresi.

Glandula lakrimalis assesorius (glandula Krause dan Wolfring) terletak di dalam substansia propia di konjungtiva palpebrae.
Air mata mengalir dari lacuna lakrimalis melalui pungtum superior dan inferior dan kanalikule ke sakkus lakrimalis yang terletak di dalam fossa lakrimalis. Duktus nasolakrimalis berlanjut ke bawah dari sakkus lakrimasi dan bermuara ke dalam meatus inferior dari rongga nasal . Air mata diarahkan ke dalam pungtum oleh isapan kapiler , gaya berat, dan berkedip. Kekuatan gabungan dari isapan kapiler dalam kanalikuli, gaya berat, dan kerja memompa dari otot Horner yang merupakan perluasan muskulus orbikularis okuli ke titik di belakang sakkus lakrimalis, semua cenderung meneruskan air mata ke bawah melalui duktus nasolakrimalis ke dalam hidung.
Glandula lakrimalis diperdarahi oleh pembuluh darah a. lakrimalis. Vena-vena dari glandula lakrimalis akan bergabung dengan vena oftalmika. Aliran limfe menyatu dengan pembuluh limfe konjungtiva untuk mengalir ke dalam limfonodus preaurikuler.
Glandula lakrimalis dipersarafi oleh nervus lakrimalis (sensoris) yang merupakan cabang dari divisi pertama trigeminus (nervus oftalmikus) , nervus petrosus superfisialis magna (sekretorius) yang merupakan cabang dari nucleus salivarius superior, dan nervus simpatis yang menyertai arteri lakrimalis dan nervus lakrimalis.
Sakkus lakrimalis terletak di dalam fossa lakrimalis yang merupakan os lakrimalis dan os maksilaris. Lebar sakkus lakrimalis kira-kira 6-7mm dengan panjang antara 12-15 mm. mukosa sakkus merupakan pseudostratified columnar ephiltelium dengan sejumlah substansi limfoid dan jaringan elastic yang terletak pada lapisan jaringan konektif. Sakkus yang normal berbentuk ireguler dan datar dengan lumen yang kolaps.
Pada prosesus frontalis di kantus anterior dari sakkus lakrimalis terdapat ligament palpebrale medial yang menghubungkan tarsus superior dan inferior. Bagian sakkus lakrimalis di bawha ligament ditutupi sedikit serat dari muskulus orbikularis okuli. Serat-serat ini tidak dapat menahan pembengkakan dan pengembangan sakkus lakrimalis. Daerah di bawah ligamentum palpebrale mediale membengkak pada dakriosistitis akut ,dan sering terdapat fistula yang bermuara di daerah ini.

IV. ETIOLOGI
Etiologi primer dakriosistitis adalah obstruksi nasolakrimal yang menyebabkan mukokel pada sakkus lakrimalis yang dipresipitasi oleh blokade kronik pada duktus nasolakrimal interosseus atau intramembranous. Dakriosistitis akut pada anak-anak biasanya disebabkan oleh Haemophylus influenza. Pada orang dewasa, biasanya disebabkan oleh Staphylococcus aureus dan Streptococcus βhemoliticus sedangkan dakriosistitis kronis disebabkan oleh Staphyloccus epidermidis, Streptococcus pneumonia dan jarang disebabkan oleh Candida albicans. Agen infeksi dapat ditemukan secara miroskopik dengan apusan konjungtiva yang diambil setelah memeras sakkus lakrimalis.4,7

V. GAMBARAN KLINIK
Dakriosistitis dapat terjadi dalam 3 bentuk, yaitu : akut, kronik dan congenital. Gejala utama dakriosistitis adalah mata berair dan kotoran mata berlebih. Pada dakriosistitis berbentuk akut, di daerah sakkus lakrimalis terdapat gejala radang, sakit, bengkak , nyeri tekan. Materi purulen dapat diperas dari sakkus. Peradangan berupa pembengkakan, merah dan nyeri , biasanya disertai dengan pembengkakan kelenjar pre aurikuler, submandibuler dan disertai peningkatan suhu tubuh. Kadang-kadang kelopak mata dan daerah sisi hidung membengkak. Pada stadium lanjut dapat terjadi komplikasi berupa fistula. Pada dakriosistitis kronik , tanda satu-satunya adalah keluar air mata berlebih. 1,4,7
Untuk menentukan adanya gangguan pada system eksresi air mata dilakukan :
• Inspeksi pada posisi punctum
• Palpasi daerah sakkus lakrimal, apakah mengeluarkan cairan bercampur nanah
• Irigasi melalui punctum dan kanalikuli lakrimal, bila cairan mencapai rongga hidung , maka system eksresi berfungsi baik (tes anel).
• Probing yaitu memasukkan probe Bowman melalui jalur anatomic system eksresi lakrimal. Tindakan probing didahului oleh dilatasi pungtum dengan dilatators. 3

a b
Gambar : Pertama punctum dilatasi dengan memutar suatu probe berbentuk kerucut, kemudian dibilas dengan larutan salin fisiologis
Dikutip dari kepustakaan 7

VI PENATALAKSANAAN1,7,9
Penatalaksanaan dakriosistitis tergantung pada manifestasi klinik penyakit.
Antibiotic sistemik dengan regimen sebagai berikut :
o Anak-anak
Pasien tidak demam, keadaan umum baik, kasus ringan, diberikan amoxicillin/clavulanate 20-40mg/kg/hari peroral yang dibagi dalam tiga dosis.
Pasien demam, akut, kasus sedang hingga berat dirawat di rumah sakit dan diterapi dengan cefuroxime 50-100 mg/kg/hari iv dalam 3 dosis.
o Dewasa
Pasien tidak demam, keadaan umum baik, kasus ringan diberikan cephalexin 500 mg peroral tiap 6 jam.
Terapi alternative berupa amoxicillin /clavulanate 500 mg peroral tiap 8 jam
Pasien demam dan akut dirawat di rumah sakit dengan penanganan cefazolin 1gr iv tiap 8 jam.
Terapi antibiotic diberikan berdasarkan respon klinik dan hasil kultur dan sensitivitas. Antibiotik intravena dapat diganti dengan antibiotic oral dengan dosis yang sebanding tergantung dari tingkat perbaikan, tetapi terapi antibiotic harus tetap dilakukan selama 10-14 hari.
Antibiotik tetes topical seperti trimetorim/polymixin
Kompres air hangat dan massase di bawah area kantus
Pemberian analgesic seperti acetaminophen bila perlu
Insisi dan drainase pada abses
Koreksi dengan pembedahan dapat dipertimbangkan berupa dacryocystorhinostomy setelah episode akut sembuh, khususnya pada pasien dengan dakriosistitis kronik.

Gambar teknik dakriosistorinostomi dikutip dari kepustakaan 7



VII KOMPLIKASI
Dakriosistorinostomi bila dilakukan dengan baik merupakan prosedur yang cukup aman dan efektif. Namun, seperti pada semua prosedur pembedahan, komplikasi berat dapat terjadi. Perdarahan merupakan komplikasi tersering dan dilaporkan terjadi pada 3% pasien. Selain itu, infeksi juga merupakan komplikasi serius dakriosistorinostomi. Beberapa ahli menyarankan pemberian antibiotic drop spray pada hidung setelah pembedahan.1
Kegagalan dakriosistorinostomi paling sering disebabkan oleh osteotomi atau penutupan fibrosa pada pembedahan ostium yang tidak adekuat. Kebanyakan kasus kemudian diterapi dengan dilatasi ostium menggunakan probing Bowman berturut-turut.1,7

VIII PENCEGAHAN1
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan higienitas pada palpebra ,termasuk melakukan kompres air hangat dan membersihkan silia. Selain itu, higienitas nasal dengan spray salin dapat mencegah obstruksi aliran lakrimal bagian distal.1

IX PROGNOSIS
Tingkat kesuksesan dakriosistorinostomi eksternal kira-kira 95%. Dakriosistostorinostomi memiliki tingkat kesuksesan yang sedikit lebih rendah, diduga oleh ketidakmampuan untuk membuat ostium yang lebih lebar. 1,7



X KESIMPULAN
Dakriosistitis adalah peradangan pada kantong air mata (sakkus lakrimalis). Etiologi primer dari dakriosistitis adalah obstruksi nasolakrimal yang menyebabkan mukokel pada sakkus lakrimalis. Dakriosistitis dapat terjadi dalam 2 bentuk yaitu akut dan kronik. Bentuk sspesial dari dakriosistitis adalah dakriosistitis congenital. Gambaran klinis dari dakriosistitis akut berupa gejala radang, sakit, bengkak, nyeri tekan, biasanya disertai pembesaran kelenjar preaurikuler, serta peningkatan suhu tubuh. Pada dakriosistitis kronik gejalanya berupa air mata berlebih.
Penanganan pasien dengan dakriosistitis dapat berupa medikamentosa dan pembedahan. Penanganan medikamentosa seperti pemberian antibiotic topical dan oral, serta pemberian steroid tetes topical.Tindakan pembedahan berupa dakriosistorhinostomi.











[get this widget]

Sunday, March 29, 2009

KMK activity

Kemarin, 28 Maret diadakan komunitas basis aka KOMBAS session 3, sayangnya jumlah yang hadir tidak sebanyak kegiatan sebelumnya. What happen ?
Tema kali ini adalah DOSA dan KESELAMATAN. Siapa yang tidak pernah berdosa ? atau siapa yang tidak menginginkan keselamatan ?


Kasus yang diangkat untuk dibahas berhubungan dengan dunia kedokteran

Kasus

Kamu diposisikan sebagai seorang dokter yang menangani seorang pasien yang sedang hamil dengan usia kandungan 3 bulan. pasien ini selain mengandung, juga didiagnosis dengan kanker. Sementara , pasien masih memiliki 3 orang anak dan suami yang mesti dia perhatikan.
Hanya ada satu yang mampu diselamatkan, antara si ibu dengan calon bayinya.
Apa yang harus kita lakukan ?


Aborsi seperti yang pernah saya bahas sebelumnya, merupakan tindakan ilegal baik secara hukum, etika kedokteran, dan agama (katolik). Dalam dunia kedokteran, aborsi hanya dilakukan sesuai dengan indikasinya yang disebut abortus provocatus medicinalis.
Pada kasus di atas , kita diperhadapkan pada beberapa kenyataan yang seperti peribahasa buah simalakama. Harus ada yang menjadi korban.
Dari hasil diskusi, pada intinya seorang dokter harus berangkat niat yang baik - menyelamatkan baik ibu dan anak -. Saat sang dokter sudah memiliki niat saya harus mengabortuskan janin agar si ibu selamat, maka berbeda dengan saat ia berpikir saya akan berusaha menyelamatkan keduanya, entah bila akhirnya salah satunya menjadi korban.
(to be continued ....)







[get this widget]

Pasien ...oh pasien

2 hari yang lalu di rumah sakit poli mata berlangsung sebuah kejadian yang kayaknya bisa menjadi bahan postingan. Kasusnya seperti ini :
Dokter (D) : Sudah sejak kapan matanya tidak bisa melihat ?
Pasien (P) : 1 bulan dok.
Keluarga pasien (KP) : Iya dok baru 1 bulan
D : tidak mungkin, kalau dilihat dari perlangsungannya. pasti lebih dari 1 bulan.
P : Anu dok, sebenarnya sudah 1 bulan lebih
D : lebihnya berapa ? (just imagine 1 bulan, 1 tahun atau ....)
P : dua minggu dok.
D : Hmmmmmm(masih berpikir)
Gitu dik ??
P : Iya dok, sekitar segitu dok. lupami juga.
blablabla ..................

Apa intinya ???
Kadang-kadang pasien tidak mau memberikan informasi yang sejujurnya kepada dokter.
Why ?
Kadang-kadang mereka malu untuk mengakui bahwa penyakitnya sudah dirasakan lama, namun dipendam-pendam dan akhirnya mereka tidak tahan hingga datang ke dokter.
Alasan kedua, karena tingkat kepercayaan mereka belum sepenuhnya kepada dokter. Ini dikarenakan oleh doktrin2 yang telah mereka terima mengenai dokter, namun mereka tidak memiliki jalan lain selain ke dokter (biasanya setelah menjalani terapi "tradisional" yang gagal).
So ,
Seorang dokter harus mampu menggali anamnesis pasien dengan baik. Menurut pengalaman dan ajaran sekitar 80% diagnosis dapat ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisis yang baik kepada pasien.
Dokter juga harus mampu menjalin hubungan kepercayaan dengan pasien, sehingga pasien merasa nyaman dan tidak berbelit-belit saat menyampaikan keluhannya.

Seorang pasien diminta untuk memberikan kepercayaan kepada dokter dalam penanganan penyakitnya.

Ada tambahan atau sanggahan gak ? Silakan masukkan di comment !!









[get this widget]

60 Minutes Earth

Kemarin seorang teman yang namanya tak tersimpan di contact number hpku mengirim sebuah pesan yang bunyinya begini :
Tmn", tgl 28 ni qta gbung yu ma 1milyar org d dunia matiin lmpu dri jam 20.30 s/d 21.30 buat slametin bmi qta dri Global Warming
Klo qt matiin lmpu, listrik2 yg qt matiin bs nylain 900 desa, nylametin 284 pohon n mnambah oksigen qt loh !
qrim psan ni k smua tmn" qm y klu qm syg ma bumi qta !
-WWF-

Slain melalui SMS, promosi 60 menit untuk bumi juga dilakukan melalui iklan TV yang dilakukan para seleb dan mirip2 dengan iklan dengan tema yang sama yang pernah tayang di US.
Tgl 28 da lewat, meskipun begitu ajakan untuk mengurangi penggunaan listrik harus tetap dilanjutkan. Setidaknya biar tagihan listrik gak jeblok. dan secara tidak langsung kita membantu menyelamatkan bumi, memperlambat terjadinya global warming yang sepertinya sudah mulai terasa. B
Bayangkan saja, perubahan cuaca saat ini. Di banten ada kabar mengenai hujan yang turun terus menerus yang menyebabkan bendungan jebol sementara di Makassar yang terjadi malah sebaliknya. Matahari bersinar sangat-sangat panas. Bikin kita dehidrasi !!!
So , mari mulai dari sekarang sebelum semuanya terlambat !!!









[get this widget]