Diskusi dan sharing seberapa jauh kita mengenal dan memahami cinta seorang ibu dan Tuhan kepada kita.
Dalam sebuah kegiatan yang diprakarsai oleh KMK UnHas, berbentuk sharing dan diskusi membahas mengenai cinta seorang ibu dan Tuhan. Lumayan banyak yang ikut serta.
Cinta adalah sesuatu yang abstrak. Begitu mudah diungkapkan (meskipun bagi saya adalah sesuatu yang sulit) namun pada kenyataannya kita tidak dapat menentukan arti dari cinta itu dalam satu atau beberapa kalimat. Pada intinya, kita tidak menemukan defenisi yang baku untuk memaknai kata “cinta”.
Bahan permenungan kali ini, diambil dari kidung pujian Maria dalam injil Lukas dan Pujian Hana dalam kitab 1 Samuel. Selain itu, merujuk pada firman yang ditulis dalam kitab Yeremia yang menyebutkan
"Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."
Dalam sharingan itu,setiap orang yang ikut diajak untuk mengingat meresapi kembali bagaimana cinta seorang ibu kepada anaknya. Bagaimana Tuhan mencintai dan menjadikan setiap orang adalah special dan istimewa di hadapanNya.
Dari sekian banyak yang hadir, semua menyetujui bahwa kasih seorang ibu memiliki peran yang sangat besar dalam perkembangan anaknya. Meskipun saat ini dalam kehidupan sehari-hari, kadang ditunjukkan berita mengenai kebalikan dari apa yang disebut cinta seorang ibu kepada anaknya.
Ada sebuah kejadian, ada seorang ibu yang dirawat di sebuah rumah sakit jiwa karena menderita gangguan jiwa. Karena keadaan sang ibu yang memburuk, beliau dirawat secara intensif . saat bertemu dengan beliau, dia sudah dalam keadaan koma atau tidak menunjukkan respon apa-apa. Dari cerita, perawat-perawat yang menanganinya saya mendapat kesan bahwa sang ibu ingin bertemu dengan anaknya sebelum ia wafat. Sang ibu hanya mampu bertahan dari botol-botol infuse dan selang yang dipasang pada tubuhnya. Dan mungkin dari pengharapannya. Bahkan dalam penyakitnya, ia masih mengingat anak-anaknya. Saya mendapat kesan (meskipun sang ibu tampak tanpa respon apa-apa) bahwa sang ibu mencoba bertahan untuk menunggu anaknya datang menjenguk sang ibu. Sangat ironi memang, kesan yang saya dapat saat stase di bagian tersebut, akan sangat beruntungg bila pasien itu dikunjungi bahkan dijaga oleh kerabatnya sekali dalam seminggu. Pada akhirnya, sang ibu tidak mampu lagi melawan penyakitnya setelah (kalau tidak salah) sang ibu mengalami koma kurang lebih 2 minggu.
Dari bahan permenungan itu pula, setiap orang yang ikut kegiatan tersebut diajak mengenai betapa besar rencana Tuhan bagi setiap orang, bahkan sebelum orang itu lahir. Tuhan menjadikan setiap orang istimewa dengan apa yang mereka miliki. Tuhan mencintai mereka dengan caraNya yang kadang tidak dapat kita salami. Dan bahkan kita sering lupa bahwa Tuhan mencintai kita.
Akhirnya, terima kasih untuk kesempatan yang diberikan oleh panitia, terima kasih untuk bekal sharing dari pemandu dan teman-teman yang ikut dalam kegiatan tersebut.
Dalam sebuah kegiatan yang diprakarsai oleh KMK UnHas, berbentuk sharing dan diskusi membahas mengenai cinta seorang ibu dan Tuhan. Lumayan banyak yang ikut serta.
Cinta adalah sesuatu yang abstrak. Begitu mudah diungkapkan (meskipun bagi saya adalah sesuatu yang sulit) namun pada kenyataannya kita tidak dapat menentukan arti dari cinta itu dalam satu atau beberapa kalimat. Pada intinya, kita tidak menemukan defenisi yang baku untuk memaknai kata “cinta”.
Bahan permenungan kali ini, diambil dari kidung pujian Maria dalam injil Lukas dan Pujian Hana dalam kitab 1 Samuel. Selain itu, merujuk pada firman yang ditulis dalam kitab Yeremia yang menyebutkan
"Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."
Dalam sharingan itu,setiap orang yang ikut diajak untuk mengingat meresapi kembali bagaimana cinta seorang ibu kepada anaknya. Bagaimana Tuhan mencintai dan menjadikan setiap orang adalah special dan istimewa di hadapanNya.
Dari sekian banyak yang hadir, semua menyetujui bahwa kasih seorang ibu memiliki peran yang sangat besar dalam perkembangan anaknya. Meskipun saat ini dalam kehidupan sehari-hari, kadang ditunjukkan berita mengenai kebalikan dari apa yang disebut cinta seorang ibu kepada anaknya.
Ada sebuah kejadian, ada seorang ibu yang dirawat di sebuah rumah sakit jiwa karena menderita gangguan jiwa. Karena keadaan sang ibu yang memburuk, beliau dirawat secara intensif . saat bertemu dengan beliau, dia sudah dalam keadaan koma atau tidak menunjukkan respon apa-apa. Dari cerita, perawat-perawat yang menanganinya saya mendapat kesan bahwa sang ibu ingin bertemu dengan anaknya sebelum ia wafat. Sang ibu hanya mampu bertahan dari botol-botol infuse dan selang yang dipasang pada tubuhnya. Dan mungkin dari pengharapannya. Bahkan dalam penyakitnya, ia masih mengingat anak-anaknya. Saya mendapat kesan (meskipun sang ibu tampak tanpa respon apa-apa) bahwa sang ibu mencoba bertahan untuk menunggu anaknya datang menjenguk sang ibu. Sangat ironi memang, kesan yang saya dapat saat stase di bagian tersebut, akan sangat beruntungg bila pasien itu dikunjungi bahkan dijaga oleh kerabatnya sekali dalam seminggu. Pada akhirnya, sang ibu tidak mampu lagi melawan penyakitnya setelah (kalau tidak salah) sang ibu mengalami koma kurang lebih 2 minggu.
Dari bahan permenungan itu pula, setiap orang yang ikut kegiatan tersebut diajak mengenai betapa besar rencana Tuhan bagi setiap orang, bahkan sebelum orang itu lahir. Tuhan menjadikan setiap orang istimewa dengan apa yang mereka miliki. Tuhan mencintai mereka dengan caraNya yang kadang tidak dapat kita salami. Dan bahkan kita sering lupa bahwa Tuhan mencintai kita.
Akhirnya, terima kasih untuk kesempatan yang diberikan oleh panitia, terima kasih untuk bekal sharing dari pemandu dan teman-teman yang ikut dalam kegiatan tersebut.
[get this widget]
No comments:
Post a Comment