Saturday, March 7, 2009

Review : The Alchemist


"Mengapakah kita harus mendengarkan hati kita?" tanya si bocah, saat mereka membuat tenda hari itu. "Karena di manapun hatimu berada, di situlah akan kau temukan hartamu." "Tapi hatiku gelisah," kata si bocah. "Hatiku memiliki impian-impiannya, ia menjadi emosional, dan ia menjadi bergairah terhadap seorang perempuan di gurun. Ia menanyakan banyak hal tentang diriku, dan ia membuatku terjaga dari tidur-tidurku di malam hari, saat aku memikirkan dia." "Baguslah kalau begitu. Hatimu masih hidup. Terus saja dengarkan apa yang ia harus katakan."

Novel ini berkisah tentang Santiago seorang bocah penggembala yang tinggal di sebuah desa di Andalusia,Spanyol. Hidupnya berubah setelah mengalami mimpi yang sama dua kali, bertemu dengan seorang seorang gipsy dan raja tua dari Salem yang memberitahunya mengenai pencarian Legenda Hidupnya dan harta karun yang ada di piramida Mesir.

“Pencarian jati diri” sang bocah yang mungkin ingin ditampilkan novel ini. Hidupnya dengan drastis berubah. Ia menjual domba-dombanya, dan pergi berkelana. Menghabiskan setahun hidupnya bersama seorang penjual Kristal yang bermimpi suatu saat bisa ke Mekkah, kemudian bertemu seorang Inggris yang mencari seorang alkemis. Bertualang di gurun, memahami bahasa hati dan menemukan seorang gadis bernama Fatimah.

Membuat review tentang novel ini sangatlah sulit karena setiap kata-kata dan kalimat dalam novel ini memiliki makna sendiri, novel ini sudah menjadi catatan yang sudah sangat singkat untuk dipersingkat lagi dalam sebuah review.

Membaca novel ini seperti ikut bertualang dan mendengar syair-syair mutiara yang kadang-kadang tidak pernah terpikir oleh akal. Memaknai hidup dan mensyukuri apa yang sudah ada yang diberikan Tuhan kepada kita. Mengubah pandangan hidup dan akhirnya akan berkata syukur aku masih sempat membaca sebuah buku yang sangat bagus.







[get this widget]

No comments: