Friday, October 9, 2009

Merokok, Tekanan Darah Tinggi, dan Diabetes dapat berkembang menjadi demensia


Judul di atas merupakan terjemahan dari judul sebuah artikel di sebuah situs kesehatan dengan judul Smoking, High Blood Pressure, and Diabetes May Lead to Dementia. Selama ini, merokok, tekanan darah tinggi atau hipertensi dan diabetes sering dikaitkan atau menjadi faktor resiko kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah seperti strok, infark miokard dan lainnya. Namun, dari artikel tersebut yang mengutip sebuah penelitian yang dipublish di Journal of Neurology, Neurosurgery, and Psychiatry pada 19 Agustus 2009 menyebutkan bahwa para peneliti menduga bahwa dengan mengontrol resiko-resiko kardiovaskular pada usia pertengahan dapat mencegah terjadinya demensia.
Dari penelitian tersebut, orang berkulit hitam memiliki 2,5 kali lebih tinggi untuk dirawat di rumah sakit dibandingkan dengan orang berkulit putih. Secara khusus, perempuan berkulit hitam memiliki kejadian tertinggi dari semua populasi.
Peneliti mengidentifikasi dari 203 pasien berusia 40 hingga 70 tahun yang dirawat dengan demensia, merokok, hipertensi dan diabetes memiliki hubungan yang kuat dengan diagnosis.
Faktor resiko kardiovaskuler pada demensia menurut hasil penelitian the Atherosclerosis Risk in Communities (ARIC)
Dalam tulisan bulan Agustus dari Dementia and Geriatric Cognitif Disorder, para peneliti memiliki kesimpulan yang serupa dan melaporkan bahwa peningkatan kolesterol pada usia pertengahan dapat meningkat resiko kejadian demensia.
Dr Alina Salomon penulis utama Medscape, Neurology menyebutkan bahwa baik pasien maupun dokter harus mengetahui bahwa peningkatan nilai kolesterol meningkatkan resiko tidak hanya penyakit jantung tetapi juga demensia.
Secara umum, dr Steward mengatakan bahwa sekarang ini sejumlah bukti menunjukkan indikasi bahwa apa yang buruk bagi jantung juga buruk bagi otak – bahwa faktor-faktor resiko utama pada penyakit jantung koroner dan strok juga merupakan faktor resiko bagi demensia.
Penelitian ARIC dibiayai oleh the National Heart , Lung and Blood Institute .

J Neurol Neurosurg Psychiatry. Dipublikasikan online pada 19 Agustus 2009

Sumber : http://www.medscape.com/news











No comments: