Thursday, February 12, 2009

Review : Slumdog Millionaire

Akhirnya selesai nonton Slumdog Millionaire, sebuah film yang diadaptasi dari novel berjudul “Q & A” karya Vikas Swarup. Film yang memukau dengan durasi 2 jam 25 detik bertema sebuah game show bertajuk “Who Want’s to be a Millionaire” yang juga pernah tayang di Indonesia dan dibawakan oleh Tantowi Yahya dan kemudian digantikan oleh Dian Sastro. Sayangnya sekarang acara itu sudah tidak tayang lagi, padahal lumayan menarik untuk mengaktifkan adrenalin kita, memompa jantung lebih cepat, dan berolahraga tanpa harus lelah. Banyak episode yang ditayangkan, tapi belum pernah ada yang berhasil menjawab hingga pertanyaan terakhir.
Film ini menggambarkan tentang seorang partisipan acara “Who want’s to be a millionaire” versi India bernama Jamal Malik, mengenai cerita intrik di balik kemampuannya menjawab semua pertanyaan gameshow. Cerita-cerita di balik jawaban-jawaban benarnya. Hingga akhirnya pada pertanyaan terakhir mengenai nama dari seorang Three Musketer’s.
Film ini memenangkan beberapa penghargaan pada penghargaan film beberapa waktu yang lalu, disutradarai oleh Danny Boyle dan dibintangi oleh Dev Patel, Freida Pinto, Anil kapoor dll. Yap, film ini bernuansa India yang syukurnya tidak penuh dengan nyanyian dan tarian seperti kebanyakan film Bollywood. Mungkin karena film ini diproduksi oleh WB, Fox, 4film, dan Celador yang notabene adalah pemproduksi film-film Hollywood. Mungkin pula film ini bakal memborong nominasi Oscar. Buat saya kalau ada "running scene" award film inilah juaranya. Acting larinya t.o.p b.g.t.
Yang menarik dari film ini, adalah gambaran lain yang ditampilkan mengenai perjuangan seorang perjalanan seorang anak yang berasal dari tempat kumuh (slumdog) menjadi seorang jutawan (millionaire) yang dibumbui oleh kisah cinta, persaudaraan, criminal, dan perjuangan hidup. Ketimpangan sosial sangat nampak dalam film ini, terutama di awal-awal film. sangat miris. Menjadi bahan renungan dan kontemplasi mengenai keadaan kita sekarang yang masih sering mengeluh dan meminta-minta seperti seorang pengemis.
Sangat sulit untuk membuat review film ini yang dapat mewakili kesemua isi film ini, film sangat imajinatif yang sangat patut untuk ditonton.
Point untuk film ini empat jempol dan lima bintang a.k.a keren abiz.

Premature Doctor