Thursday, November 12, 2009

The Zahir : Review

Sampai suatu pagi, aku bangun dan mendapati diriku berpikir tentang hal lain, dan aku tahu bahwa yang terburuk sudah lewat. Hatiku mungkin masih sakit, tapi akan pulih dan akan mampu lagi melihat keindahan hidup. Itu pernah terjadi, dan akan terjadi lagi, aku yakin. Bila seseorang pergi, itu karena seseorang lain sudah waktunya dating – aku akan kembali menemukan cinta.

Demikian salah satu penggalan dari novel The Zahir yang akhirnya selesai saya baca. Setelah novel berjudul The Alchemist dan Eleven Minutes, The Zahir versi Indonesia menjadi novel ketiga karangan Paulo Coelho. Bukan cuma penggalan tersebut yang menarik. Setiap bagian dari novel ini sangat menarik untuk dibaca. Bukan sekedar rekomendasi.
Mungkin , bila menggunakan kata-kata sendiri novel ini bercerita tentang kompleksitas manusia dalam kesederhanaannya dan kesederhanaan yang kompleks. Simplicity of complex and complexity of simple. Novel ini, salah satu rekomendasi setelah dua novel lain dari Paulo Coelho The Alchemist dan Eleven Minutes.
Novel ini bercerita tentang seorang penulis yang tiba-tiba ditinggal pergi oleh istrinya, seorang wartawan perang, tanpa alasan apa-apa. Kepergian istrinya meninggalkan pertanyaan besar yang mengganggu pikirannya karena kenangan yang tak bisa dilupakan. Istrinya menjadi Zahir dalam hidupnya.
Pertanyaan itu kemudian mengubah dunianya, ia mulai menelusuri jejak-jejak kebersamaan bersama istrinya, dibantu oleh seseorang yang mau tidak mau harus dipercayanya. Seorang yang dekat dengan istrinya. Membuka matanya dengan makna cinta dan kekuatan takdir.
Suatu sore beberapa hari yang lalu, saat novel ini belum selesai saya baca, seseorang bertanya,” itu novel apa ?”. Tanpa berpikir panjang, langsung saya menjawab,” tentang cinta.” Awalnya, hanya sekedar menjawab pertanyaan sekedarnya. Bukan berdasarkan isi novel. Tapi setelah membaca keseluruhan buku ini, mungkin jawaban itu tidak ada salahnya. Novel ini menggambarkan tentang kekuatan cinta yang mampu mengubah manusia.
Zahir adalah seseorang atau sesuatu yang sekali kita mengadakan kontak dengannya atau dengan itu, lambat laun memenuhi seluruh pikiran kita, sampai kita tak bisa berpikir tentang hal-hal lain. Keadaan itu bisa dianggap sebagai tingkat kesucian atau kegilaan.












No comments: