Friday, January 30, 2009

Sindrome pre Ujian





Gangguan ini terjadi secara tiba a.k.a acute terutama bila mendengar “besok ujian !!” yang menimbulkan gejala yang lebih hebat bila mendengar/membaca/membayangkan “sekarang ujian !!!”, lebih hebat lagi jika orang tersebut belum prepare untuk ujian.
Derajat / tingkat keparahannya dipengaruhi oleh apa yang pasien dengar, lihat, dan bayangkan. Misalnya, pernyataan ‘hari ini ujian’ akan memberikan derajat gangguan yang lebih hebat dibandingkan dengan pernyataan ‘minggu depan ujian’. Tought of ‘ujian’ berbanding lurus dengan ringan beratnya penyakit Selain itu, dipengaruhi juga oleh kondisi medis pasien. Belum ada publikasi yang menunjukkan pengaruh genetic, seks dan ras pada gangguan ini.




Apa ….


Setelah mengamati sekian lama, menimbang dan memutuskan ada sebuah istilah /term yang merujuk pada sebuah kondisi yang dialami oleh seseorang yang mengalami kecemasan saat menghadapi sesuatu yang akan terjadi. Mungkin ada yang sudah menemukannya terlebih dahulu, namun saya belum menemukannya baik di internet maupun dalam tulisan-tulisan yang telah dipublikasikan melalui media cetak.
Boleh dikatakan ini merupakan turunan dari gangguan panik pada keadaan khusus dengan derajat sindrom yang bervariasi karena kepanikan yang terjadi dialami hanya ketika seseorang menghadapi ujian. Belum ada penelitian yang mengungkapkan seberapa banyak orang yang mengalaminya, namun bila melihat kondisi saat ini …(silakan anda teruskan sendiri sesuai pemahaman anda)

Kriteria….

Gangguan ini terjadi secara tiba-tiba a.k.a acute terutama bila mendengar “besok ujian !!” yang menimbulkan gejala yang lebih hebat bila mendengar/membaca/membayangkan “sekarang ujian !!!”, lebih hebat lagi jika orang tersebut belum prepare untuk ujian.
Derajat / tingkat keparahannya dipengaruhi oleh apa yang pasien dengar, lihat, dan bayangkan. Misalnya, pernyataan ‘hari ini ujian’ akan memberikan derajat gangguan yang lebih hebat dibandingkan dengan pernyataan ‘minggu depan ujian’. Tought of ‘ujian’ berbanding lurus dengan ringan beratnya penyakit. Selain itu, dipengaruhi juga oleh kondisi medis pasien. Belum ada publikasi yang menunjukkan pengaruh genetic, seks dan ras pada gangguan ini.
Gejala-gejala yang muncul tergantung dari derajat keparahannya. Menurut attonk,S.Ked derajat gangguan ini digolongkan dalam 4 bagian besar :

Stage 1 : jantung berdebar-debar( dumba’-dumba’), kadang disertai keringat dingin pada tengkuk dan telapak tangan, denyut nadi meningkat drastic namun tidak terlalu tinggi, dialami beberapa jam sebelum ujian.

Stage 2
: keadaan pada stage 1 ditambah dengan susah tidur, susah belajar, umumnya dialami 1 - 2 hari sebelum ujian

Stage 3 : keadaan pada stage 2 ditambah dengan nafsu makan menurun, pikiran kosong. Pada intinya mempengaruhi rutinitas kegiatan sehari-hari.

Stage 4
: keadaan pada stage 3 ditambah dengan keadaan bahwa meskipun ujian masih lama atau tidak ada ujian tetap mengalami kecemasan. Boleh dikatakan gejala-gejalanya hampir permanen.


Orang-orang dengan gambaran stage 3 dan 4 disarankan untuk melakukan pemeriksaan pada seorang psikiatris.
Gejala atau sindrom ini hilang secara tiba-tiba pula saat ujian tengah berlangsung atau setelah ujian berlangsung. Namun, gangguan ini dapat menimbulkan sequele setelah ujian ditandai dengan gejala-gejala yang masih ada meskipun dalam taraf yang sudah menurun. Bila keadaan semakin parah , dapat menimbulkan depresi dengan derajat yang bervariasi pula (silakan baca PPDGJ).

So ….

Inti dari penatalaksanaan adalah pasien memperoleh semangat dan kepercayaan diri untuk menghadapi ujian. Penatalaksanaan pada orang-orang di atas dapat dibedakan atas 2 yaitu :

- Psikososial
Orang-orang yang mengikuti kehidupan pasien memberikan dukungan baik secara langsung maupun tidak, memberikan semangat , membantu belajar baik dengan memberikan tenteran atau hal-hal selain itu.

- Medicinal
Hal ini dilakukan bila individu tersebut telah mengalami stadium 3 atau 4. Pengobatannya harus berdasarkan resep dokter yang menangani. Umumnya obat yang dapat digunakan adalah obat-obat yang dapat mengurangi gejala-gejala yang timbul.

Secara umum, prinsip pengobatan sama dengan pasien dengan gangguan panik. Salah satu caranya adalah dengan membiasakan individu mengalami stressor (ujian) dengan tingkat yang bertahap.

Pencegahan terhadap gangguan ini dapat berupa persiapan yang matang sebelum ujian, ada kepercayaan diri bisa melewati ujian dengan baik, dan lain sebagainya dengan cara-cara yang dikondisikan pada setiap orang.

End…

Semua isi tulisan ini hanya karang-karangan doank yang diadaptasi dari kumpulan kisah-kisah nyata yang terekam dalam memori saya mengenai keadaan sebelum ujian. Namun pada kenyataannya, banyak yang mengalaminya meskipun mungkin lebih banyak pada derajat ringan.Entah kalau memang ada sindrom semacam ini yang dipublikasikan luas.
Hal ini membutuhkan penelitian yang lebih lanjut untuk membuktikan validitasnya.














[get this widget]

No comments: