Thursday, November 6, 2008

Pilpres USA 2008 Change : can believe in

Media-media baik elektronik maupun media cetak beberapa hari terakhir ini berlomba-lomba mengulas “all ‘bout Obama” terlebih setelah Obama memenangkan pilpres terlepas dari berita para teroris yang bakal mengakhiri hidupnya melalui eksekusi mati. Tema-tema mengenai kehidupan Obama saat tinggal dan bersekolah di Indonesia dibahas secara besar-besaran- hal yang sempat terdengar bahwa dia pernah mengunjungi Toraja-
Pemilu Amerika Serikat untuk menentukan presiden AS yang ke44 memang menjadi drama persaingan politik yang mendebarkan. Awalnya, jika bukan presiden wanita pertama Amerika Serikat , atau salah satu presiden AS tertua, dan yang paling menonjol adalah kemungkinan presiden Amerika Serikat berkulit hitam pertama.
Kemenangan Barack Obama – yang oleh sebagian besar sahabat kecil dan keluarga Obama di Indonesia dipanggil Berry – merupakan bukti dari ”tidak ada yang mustahil” dan semboyan pilpresnya Change : can believe in. Obama menjadi simbol dari kaum minoritas yang secara rasial adalah termarjinalkan namun berhasil menjadi presiden AS berikutnya menggantikan George W. Bush. Obama mendapatkan kepercayaan yang sangat tinggi di AS, dari hasil electoral vote bahkan sebelum selesai, Obama unggul dengan perbedaan sangat besar perbandingan sekitar 2 : 1. Seperti istilah ’from zero to be hero’.
Dari sudut lain, kehidupan Obama yang pernah tinggal di Indonesia menimbulkan keterikatan emosional di sebagian besar masyarakat Indonesia terutama yang menemani hari-hari Obama ketika tinggal di Indonesia. Apalagi bahwa ayah tirinya adalah seorang Indonesia. Setelah Obama terpilih, harapan Indonesia yang menggebu apalagi saat ini terjadi krisis ekonomi global yang bermula dari AS. Harapan mengenai dialog yang lebih terbuka, hubungan bilateral yang lebih baik, embargo ekonomi yang dibatalkan, situasi keamanan yang terjamin, dan lain sebagainya.
Banyak yang harus Indonesia lihat dari pemilu AS, demokrasinya –padahal AS berpaham liberal - , cara berpolitiknya, dan lain sebagainya. Suatu kekaguman pula bagi lawan politik Obama, Sen. John McCain yang dengan legowo menerima kekalahan dalam pemilihan presiden. Suatu hal yang menjadi contoh besar bagi bangsa Indonesia di dunia politik Indonesia di mana banyak pemilu di Indonesia diwarnai dengan bentrok, kekacauan, ketidakterimaan, dan menjadi oposisi yang negatif terhadap lawan politik. Bagaimana kerendahan hati Obama menyampaikan pidato kemenangannya, menyampaikan undangan bagi Sen. McCain untuk bersama-sama membangun AS.
Sampai sekarang belum ada yang Obama buktikan, masih sebatas isu-isu kampanye politik. Kita masih harus menunggu hingga Januari mendatang, menyaksikan apakah Obama akan menjilat kata-katanya atau berjalan dengan langkah gagah dan kepala tegak membangun dialog dan menjadikan AS sebagai negara garis depan yang memperjuangkan perdamaian dunia, membangun toleransi antar agama, ras, suku, ideologi, dan negara. Bekerja dari balik ”the White House” membangun suatu tatanan dunia baru yang lebih baik dan lebih indah untuk kita tempati. Ataukah hanya sekedar angan-angan John Lennon dalam lagu berjudul imagine.
Kita masih harus menunggu semboyan Obama, Change :can believe in untuk menjadi kenyataan.
http://uploads.bizhat.com/signup.php?ref=attonk
http://klikrupiah.com/register.php?r=attonk

No comments: