1. Puyer ... puyer ... puyer ....
Beberapa bulan yang lalu, media-media terutama media elektronik seperti televisi meliput mengenai penggunaan puyer pada anak. Menurut ahli yang diwawancara bahwa semua obat untuk anak terutama balita telah tersedia dalam bentuk liquid atau syrop (baca sirup.red). Tapi, ternyata puskesmas yang berada di ibukota provinsi dan dekat dengan sarana kesehatan lain termasuk rumah sakit rujukan ternyata masih meresepkan puyer. Puyer yang diresepkan terutama puyer flu untuk pasien anak yang disingkat PF alias puyer flu yang berisi ctm, dexa, GG, dll.
Setiap kali dokter meresepkan obat pada pasien anak, dokter masih bertanya " Apa anaknya sudah bisa minum tablet bu(or pak) ?". Jika tidak maka tulisan mf pulf dtd .... masih dapat ditemukan pada resep yang ditulis dokter.
Hal ini disebabkan oleh program kesehatan gratis yang dicanangkan pemerintah. Obat-obatan seperti sirup tidak termasuk dalam jenis obat yang ditanggung oleh pemerintah. Yang tersedia adalah obat-obat tablet yang umum digunakan pada orang dewasa. Karenanya, dokter meresepkan puyer pada pasien.
2. CC, DBD, dll
Keluhan-keluhan pada pasien yang datang di puskesmas bervariasi meski tidak seheterogen yang ditemukan di rumah sakit. Keluhan-keluhan seperti demam, malas makan, berak-berak (a k a diare), nyeri lutut, muntah-muntah dan beberapa lainnya adalah keluhan yang sering ditemukan. Buktinya, di PKM yang kami datangi ISPA merupakan peringkat pertama penyakit terbanyak.
3. Just 2,5 minutes
Bila di rumah sakit , sebelum mendiagnosis penyakit pada pasien , seorang pasien kadang harus melewati berbagai pemeriksaan meskipun pada akhirnya jawaban dan kesimpulan yang diberikan dokter adalah anda baik-baik saja atau semuanya normal. Di puskesmas sangat berbeda, seorang pasien mungkin hanya sekedar duduk dan menjawab beberapa pertanyaan kemudian pemeriksaan fisis dasar seperti auskultasi jantung dan paru kemudian terdiagnosis. Rata-rata mungkin seorang pasien hanya membutuhkan 2,5 menit hingga memperoleh resep.Begitu cepat ...
Bayangkan saja, bila jumlah pasien yang datang setiap harinya 200 orang yang hanya dilayani satu orang dokter umum sementara tiap orang membutuhkan 10 - 20 menit untuk diperiksa. Kapan berakhirnya ....?
4. Masih ada beberapa hal lain yang berbeda yang mungkin akan menjadi bahan artikel berikutnya.
Pengalaman di PKM selama 2 minggu sangat berarti meski hanya meninjau tanpa hak untuk ikut menangani pasien tapi cukup berkesan dan menjadi pengalaman sebelum terjun langsung menjadi dokter di puskesmas.
Attonk
Beberapa bulan yang lalu, media-media terutama media elektronik seperti televisi meliput mengenai penggunaan puyer pada anak. Menurut ahli yang diwawancara bahwa semua obat untuk anak terutama balita telah tersedia dalam bentuk liquid atau syrop (baca sirup.red). Tapi, ternyata puskesmas yang berada di ibukota provinsi dan dekat dengan sarana kesehatan lain termasuk rumah sakit rujukan ternyata masih meresepkan puyer. Puyer yang diresepkan terutama puyer flu untuk pasien anak yang disingkat PF alias puyer flu yang berisi ctm, dexa, GG, dll.
Setiap kali dokter meresepkan obat pada pasien anak, dokter masih bertanya " Apa anaknya sudah bisa minum tablet bu(or pak) ?". Jika tidak maka tulisan mf pulf dtd .... masih dapat ditemukan pada resep yang ditulis dokter.
Hal ini disebabkan oleh program kesehatan gratis yang dicanangkan pemerintah. Obat-obatan seperti sirup tidak termasuk dalam jenis obat yang ditanggung oleh pemerintah. Yang tersedia adalah obat-obat tablet yang umum digunakan pada orang dewasa. Karenanya, dokter meresepkan puyer pada pasien.
2. CC, DBD, dll
Keluhan-keluhan pada pasien yang datang di puskesmas bervariasi meski tidak seheterogen yang ditemukan di rumah sakit. Keluhan-keluhan seperti demam, malas makan, berak-berak (a k a diare), nyeri lutut, muntah-muntah dan beberapa lainnya adalah keluhan yang sering ditemukan. Buktinya, di PKM yang kami datangi ISPA merupakan peringkat pertama penyakit terbanyak.
3. Just 2,5 minutes
Bila di rumah sakit , sebelum mendiagnosis penyakit pada pasien , seorang pasien kadang harus melewati berbagai pemeriksaan meskipun pada akhirnya jawaban dan kesimpulan yang diberikan dokter adalah anda baik-baik saja atau semuanya normal. Di puskesmas sangat berbeda, seorang pasien mungkin hanya sekedar duduk dan menjawab beberapa pertanyaan kemudian pemeriksaan fisis dasar seperti auskultasi jantung dan paru kemudian terdiagnosis. Rata-rata mungkin seorang pasien hanya membutuhkan 2,5 menit hingga memperoleh resep.Begitu cepat ...
Bayangkan saja, bila jumlah pasien yang datang setiap harinya 200 orang yang hanya dilayani satu orang dokter umum sementara tiap orang membutuhkan 10 - 20 menit untuk diperiksa. Kapan berakhirnya ....?
4. Masih ada beberapa hal lain yang berbeda yang mungkin akan menjadi bahan artikel berikutnya.
Pengalaman di PKM selama 2 minggu sangat berarti meski hanya meninjau tanpa hak untuk ikut menangani pasien tapi cukup berkesan dan menjadi pengalaman sebelum terjun langsung menjadi dokter di puskesmas.
Attonk
No comments:
Post a Comment