Update Build2 hadir dengan penambahan 9 pengenal varian virus baru.Jadi, total virus yang dapat dikenali hingga Build2 kali ini adalah sebanyak 17 virus.
Untuk mendapatkan dan menggunakan update PCMAV ini, pastikan terlebih dahulu PCMAV RealTime Protector tidak sedang aktif. Jika iya, Anda harus menutup aplikasi tersebut terlebih dahulu. Lalu Anda cukup menjalankan PCMAV Cleaner (PCMAV-CLN.exe), tentunya komputer harus dalam keadaan aktif terhubung ke Internet (non-proxy). Fitur GetUpdates dari PCMAV secara otomatis akan memberikan alamat internet yang aktif di mana Anda bisa men-download file update tersebut. Letakkan file hasil download tersebut (PCMAV.vdb) ke dalam folder di mana PCMAV berada. Jika sebelumnya telah terdapat file update yang lama, Anda cukup menimpanya. Dan nanti saat Anda kembali menjalankan PCMAV, ia sudah dalam keadaan kondisi ter-update.
Malingsi.C. Telah ditemukan kembali varian baru dari virus Malingsi. Ciri khas virus ini, selain menyebar melalui perangkat removable devices, dia juga bisa menyebar melalui aplikasi Instant Messaging seperti mIRC, Digsby, GoogleTalk. Sama seperti varian pendahulunya, virus berukuran sekitar 684KB ini masih dibuat dengan Visual Basic, dan di-pack menggunakan PECompact, icon yang digunakan pun masih sama, mirip dokumen MsWord. Pada komputer terinfeksi, user dapat menemukan dengan jelas salah satu file induk yang ada di direktori folder StartUp dengan nama “Adobe Gamma Loader.com”. Awas, jangan salah, nama yang digunakan memang mirip dengan nama file milik aplikasi Adobe.
Daftar tambahan virus hingga PCMAV 1.91 Update Build2: Autoit.CA Autoit.CB Autoit.CC Autoit.CD Bekedek Fdshield Formalin.E Kadaj.C Malingsi.C MoontoxBro.C MoontoxBro.C.bat MoontoxBro.C.inf Piranha Raider.vbs.H Real Windx-Maxtrox.B Windx-Maxtrox.C temukan updatenya di sini
Berikut ucapan selamat Natal dalam berbagai bahasa yang dikutip dari holiday spot Afrikaans — Geseënde Kersfees Afrikander — Een Plesierige Kerfees African/ Eritrean/ Tigrinja — Rehus-Beal-Ledeats Albanian — Gezur Krislinjden Arabic — Milad Majid Argentine — Feliz Navidad
Armenian — Shenoraavor Nor Dari yev Pari Gaghand Azeri — Tezze Iliniz Yahsi Olsun Bahasa Malaysia — Selamat Hari Natal Basque — Zorionak eta Urte Berri On! Bohemian — Vesele Vanoce Brazilian — Feliz Natal Bengali — Shubho borodin Breton — Nedeleg laouen na bloavezh mat Bulgarian — Tchestita Koleda; Tchestito Rojdestvo Hristovo Catalan — Bon Nadal i un Bon Any Nou! Chile — Feliz Navidad Chinese — (Cantonese) Gun Tso Sun Tan’Gung Haw Sun Chinese — (Mandarin) Kung His Hsin Nien bing Chu Shen Tan Choctaw — Yukpa, Nitak Hollo Chito Columbia — Feliz Navidad y Próspero Año Nuevo Cornish — Nadelik looan na looan blethen noweth Corsian — Pace e salute Crazanian — Rot Yikji Dol La Roo Cree — Mitho Makosi Kesikansi Croatian — Sretan Bozic Czech — Prejeme Vam Vesele Vanoce a stastny Novy Rok Danish — Glædelig Jul Duri — Christmas-e- Shoma Mobarak Dutch — Vrolijk Kerstfeest en een Gelukkig Nieuwjaar! or Zalig Kerstfeast English — Merry Christmas Eskimo — (inupik) Jutdlime pivdluarit ukiortame pivdluaritlo! Esperanto — Gajan Kristnaskon Estonian — Ruumsaid juulup|hi Ethiopian — (Amharic) Melkin Yelidet Beaal Eritfean/ Tigrinja — Rehus- Beal- Ledeats Faeroese — Gledhilig jol og eydnurikt nyggjar! Farsi — Cristmas-e-shoma mobarak bashad Finnish — Hyvaa joulua Flemish — Zalig Kerstfeest en Gelukkig nieuw jaar French — Joyeux Noel Frisian — Noflike Krystdagen en in protte Lok en Seine yn it Nije Jier! Faeroese — Gledhilig jol og eydnurikt nyggjar! Galician — Bo Nada Gaelic — Nollaig chridheil agus Bliadhna mhath ùr! German — Froehliche Weihnachten Greek — Kala Christouyenna! Greenlandic — Juullimi Pilluaritsi! German — Froehliche Weihnachten Haiti — (Creole) Jwaye Nowel or to Jesus Edo Bri’cho o Rish D’Shato Brichto Hausa — Barka da Kirsimatikuma Barka da Sabuwar Shekara! Hawaiian — Mele Kalikimaka Hebrew — Mo’adim Lesimkha. Chena tova Hindi — Baradin ki shubh kamnaaye Hausa — Barka da Kirsimatikuma Barka da Sabuwar Shekara! Hawaian — Mele Kalikimaka ame Hauoli Makahiki Hou! Hungarian — Kellemes Karacsonyi unnepeket Icelandic — Gledileg Jol Indonesian — Selamat Hari Natal Iraqi — Idah Saidan Wa Sanah Jadidah Irish —Nollaig Shona Dhuit, or Nodlaig mhaith chugnat Iroquois — Ojenyunyat Sungwiyadeson honungradon nagwutut. Ojenyunyat osrasay. Italian — Buone Feste Natalizie Japanese — Shinnen omedeto. Kurisumasu Omedeto
Jiberish — Mithag Crithagsigathmithags Korean — Sung Tan Chuk Ha Lao — souksan van Christmas Latin — Natale hilare et Annum Faustum! Latvian — Prieci’gus Ziemsve’tkus un Laimi’gu Jauno Gadu! Lausitzian — Wjesole hody a strowe nowe leto Lettish — Priecigus Ziemassvetkus Lithuanian — Linksmu Kaledu Low Saxon — Heughliche Winachten un ‘n moi Nijaar Macedonian — Sreken Bozhik Maltese — IL-Milied It-tajjeb Manx — Nollick ghennal as blein vie noa Maori — Meri Kirihimete Marathi — Shub Naya Varsh Navajo — Merry Keshmish Norwegian — God Jul, or Gledelig Jul Occitan — Pulit nadal e bona annado Papiamento — Bon Pasco Papua New Guinea — Bikpela hamamas blong dispela Krismas na Nupela yia i go long yu Pennsylvania German — En frehlicher Grischtdaag un en hallich Nei Yaahr! Peru — Feliz Navidad y un Venturoso Año Nuevo Philipines — Maligayan Pasko! Polish — Wesolych Swiat Bozego Narodzenia or Boze Narodzenie Portuguese — Feliz Natal Pushto — Christmas Aao Ne-way Kaal Mo Mobarak Sha Rapa-Nui (Easter Island) — Mata-Ki-Te-Rangi. Te-Pito-O-Te-Henua Rhetian — Bellas festas da nadal e bun onn Romanche — (sursilvan dialect): Legreivlas fiastas da Nadal e bien niev onn! Romanian — Craciun Fericit Russian — Pozdrevlyayu s prazdnikom Rozhdestva is Novim Godom Sami — Buorrit Juovllat Samoan — La Maunia Le Kilisimasi Ma Le Tausaga Fou Sardinian — Bonu nadale e prosperu annu nou Serbian — Hristos se rodi Slovakian — Sretan Bozic or Vesele vianoce Samoan — La Maunia Le Kilisimasi Ma Le Tausaga Fou Scots Gaelic — Nollaig chridheil huibh Serbian — Hristos se rodi. Singhalese — Subha nath thalak Vewa. Subha Aluth Awrudhak Vewa Slovak — Vesele Vianoce. A stastlivy Novy Rok Slovene — Vesele Bozicne Praznike Srecno Novo Leto or Vesel Bozic in srecno Novo leto Spanish — Feliz Navidad Swedish — God Jul and (Och) Ett Gott Nytt År Tagalog — Maligayamg Pasko. Masaganang Bagong Taon Tami — Nathar Puthu Varuda Valthukkal Trukeese — (Micronesian) Neekiriisimas annim oo iyer seefe feyiyeech! Thai — Sawadee Pee Mai or souksan wan Christmas Turkish — Noeliniz Ve Yeni Yiliniz Kutlu Olsun Ukrainian — Srozhdestvom Kristovym or Z RIZDVOM HRYSTOVYM Urdu — Naya Saal Mubarak Ho Vietnamese — Chuc Mung Giang Sinh Welsh — Nadolig Llawen Yoruba — E ku odun, e ku iye’dun! Yugoslavian — Cestitamo Bozic
Tidaklah mudah untuk menentukan dengan tepat asal-mula Pesta Natal, yang sekarang menjadi perayaan yang paling penting dalam masa Natal di sebagian besar Gereja-gereja Ritus Barat. Kita hanya dapat mengatakan dengan pasti bahwa kelahiran Yesus Kristus mulai dirayakan di Roma sekitar tahun 336 A.D. (Anno Domini = Tahun Masehi); kemudian Pesta Natal dirayakan juga di gereja-gereja Kristiani lainnya di seluruh dunia. Mengapa Pesta Natal dirayakan pada tanggal 25 Desember? Tidak ada catatan mengenai tanggal kelahiran Yesus yang dapat kita temukan dalam Perjanjian Baru. Kitab Suci jauh lebih mementingkan “Siapakah Yesus?” daripada tanggal kelahiran-Nya. Perkiraan Gereja Perdana akan tanggal kelahiran-Nya dipengaruhi oleh tanda-tanda perubahan musim, yang kemudian diterima dalam pemikiran religius, yang dengan seksama memperhatikan equinox (di mana waktu siang dan malam sama lamanya) dan titik balik matahari. Para ilmuwan Kristiani memperkirakan bahwa Yesus dikandung pada equinox musim semi (25 Maret) dan oleh karenanya dilahirkan pada tanggal 25 Desember, tanggal titik balik musim dingin.
“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.”
Kisah Pohon Natal merupakan bagian dari riwayat hidup St. Bonifasius, yang nama aslinya adalah Winfrid. St. Bonifasius dilahirkan sekitar tahun 680 di Devonshire, Inggris. Pada usia lima tahun, ia ingin menjadi seorang biarawan; ia masuk sekolah biara dekat Exeter dua tahun kemudian. Pada usia empatbelas tahun, ia masuk biara di Nursling dalam wilayah Keuskupan Winchester. St. Bonifasius seorang yang giat belajar, murid abas biara yang berpengetahuan luas, Winbert. Kelak, Bonifasius menjadi pimpinan sekolah tersebut. Pada waktu itu, sebagian besar penduduk Eropa utara dan tengah masih belum mendengar tentang Kabar Gembira. St. Bonifasius memutuskan untuk menjadi seorang misionaris bagi mereka. Setelah satu perjuangan singkat, ia mohon persetujuan resmi dari Paus St. Gregorius II. Bapa Suci menugaskannya untuk mewartakan Injil kepada orang-orang Jerman. (Juga pada waktu itu St. Bonifasius mengubah namanya dari Winfrid menjadi Bonifasius). St. Bonifasius menjelajah Jerman melalui pegunungan Alpen hingga ke Bavaria dan kemudian ke Hesse dan Thuringia. Pada tahun 722, paus mentahbiskan St. Bonifasius sebagai uskup dengan wewenang meliputi seluruh Jerman. Ia tahu bahwa tantangannya yang terbesar adalah melenyapkan takhayul kafir yang menghambat diterimanya Injil dan bertobatnya penduduk. Dikenal sebagai “Rasul Jerman”, St. Bonifasius terus mewartakan Injil hingga ia wafat sebagai martir pada tahun 754. Marilah kita memulai cerita kita tentang Pohon Natal.
Dengan rombongan pengikutnya yang setia, St. Bonifasius sedang melintasi hutan dengan menyusuri suatu jalan setapak Romawi kuno pada suatu Malam Natal. Salju menyelimuti permukaan tanah dan menghapus jejak-jejak kaki mereka. Mereka dapat melihat napas mereka dalam udara yang dingin menggigit. Meskipun beberapa di antara mereka mengusulkan agar mereka segera berkemah malam itu, St. Bonifasius mendorong mereka untuk terus maju dengan berkata, “Ayo, saudara-saudara, majulah sedikit lagi. Sinar rembulan menerangi kita sekarang ini dan jalan setapak enak dilalui. Aku tahu bahwa kalian capai; dan hatiku sendiri pun rindu akan kampung halaman di Inggris, di mana orang-orang yang aku kasihi sedang merayakan Malam Natal. Oh, andai saja aku dapat melarikan diri dari lautan Jerman yang liar dan berbadai ganas ini ke dalam pelukan tanah airku yang aman dan damai! Tetapi, kita punya tugas yang harus kita lakukan sebelum kita berpesta malam ini. Sebab sekarang inilah Malam Natal, dan orang-orang kafir di hutan ini sedang berkumpul dekat pohon Oak Geismar untuk memuja dewa mereka, Thor; hal-hal serta perbuatan-perbuatan aneh akan terjadi di sana, yang menjadikan jiwa mereka hitam. Tetapi, kita diutus untuk menerangi kegelapan mereka; kita akan mengajarkan kepada saudara-saudara kita itu untuk merayakan Natal bersama kita karena mereka belum mengenalnya. Ayo, maju terus, dalam nama Tuhan!”
Mereka pun terus melangkah maju dengan dikobarkan kata-kata semangat St. Bonifasius. Sejenak kemudian, jalan mengarah ke daerah terbuka. Mereka melihat rumah-rumah, namun tampak gelap dan kosong. Tak seorang pun kelihatan. Hanya suara gonggongan anjing dan ringkikan kuda sesekali memecah keheningan. Mereka berjalan terus dan tiba di suatu tanah lapang di tengah hutan, dan di sana tampaklah pohon Oak Kilat Geismar yang keramat. “Di sini,” St. Bonifasius berseru sembari mengacungkan tongkat uskup berlambang salib di atasnya, “di sinilah pohon oak Kilat; dan di sinilah salib Kistus akan mematahkan palu sang dewa kafir Thor.”
Di depan pohon oak itu ada api unggun yang sangat besar. Percikan-percikan apinya menari-nari di udara. Warga desa mengelilingi api unggun menghadap ke pohon keramat. St. Bonifasius menyela pertemuan mereka, “Salam, wahai putera-putera hutan! Seorang asing mohon kehangatan api unggunmu di malam yang dingin.” Sementara St. Bonifasius dan para pengikutnya mendekati api unggun, mata orang-orang desa menatap orang-orang asing ini. St. Bonifasius melanjutkan, “Aku saudaramu, saudara bangsa German, berasal dari Wessex, di seberang laut. Aku datang untuk menyampaikan salam dari negeriku, dan menyampaikan pesan dari Bapa-Semua, yang aku layani.”
Hunrad, pendeta tua dewa Thor, menyambut St. Bonifasius beserta para pengikutnya. Hunrad kemudian berkata kepada mereka, “Berdirilah di sini, saudara-saudara, dan lihatlah apa yang membuat dewa-dewa mengumpulkan kita di sini! Malam ini adalah malam kematian dewa matahari, Baldur yang Menawan, yang dikasihi para dewa dan manusia. Malam ini adalah malam kegelapan dan kekuasaan musim dingin, malam kurban dan kengerian besar. Malam ini Thor yang agung, dewa kilat dan perang, kepada siapa pohon oak ini dikeramatkan, sedang berduka karena kematian Baldur, dan ia marah kepada orang-orang ini sebab mereka telah melalaikan pemujaan kepadanya. Telah lama berlalu sejak sesaji dipersembahkan di atas altarnya, telah lama sejak akar-akar pohonnya yang keramat disiram dengan darah. Sebab itu daun-daunnya layu sebelum waktunya dan dahan-dahannya meranggas hingga hampir mati. Sebab itu, bangsa-bangsa Slav dan Saxon telah mengalahkan kita dalam pertempuran. Sebab itu, panenan telah gagal, dan gerombolan serigala memporak-porandakan kawanan ternak, kekuatan telah menjauhi busur panah, gagang-gagang tombak menjadi patah, dan babi hutan membinasakan pemburu. Sebab itu, wabah telah menyebar di rumah-rumah tinggal kalian, dan jumlah mereka yang tewas jauh lebih banyak daripada mereka yang hidup di seluruh dusun-dusunmu. Jawablah aku, hai kalian, tidakkah apa yang kukatakan ini benar?” Orang banyak menggumamkan persetujuan mereka dan mereka mulai memanjatkan puji-pujian kepada Thor.
Ketika suara-suara itu telah reda, Hunrad mengumumkan, “Tak satu pun dari hal-hal ini yang menyenangkan dewa. Semakin berharga persembahan yang akan menghapuskan dosa-dosa kalian, semakin berharga embun merah yang akan memberi hidup baru bagi pohon darah yang keramat ini. Thor menghendaki persembahan kalian yang paling berharga dan mulia.”
Dengan itu, Hunrad menghampiri anak-anak, yang dikelompokkan tersendiri di sekeliling api unggun. Ia memilih seorang anak laki-laki yang paling elok, Asulf, putera Duke Alvold dan isterinya, Thekla, lalu memaklumkan bahwa anak itu akan dikurbankan untuk pergi ke Valhalla guna menyampaikan pesan rakyat kepada Thor. Orang tua Asulf terguncang hebat. Tetapi, tak seorang pun berani berbicara.
Hunrad menggiring anak itu ke sebuah altar batu yang besar antara pohon oak dan api unggun. Ia mengenakan penutup mata pada anak itu dan menyuruhnya berlutut dan meletakkan kepalanya di atas altar batu. Orang-orang bergerak mendekat, dan St. Bonifasius menempatkan dirinya dekat sang pendeta. Hunrad kemudian mengangkat tinggi-tinggi palu dewa Thor keramat miliknya yang terbuat dari batu hitam, siap meremukkan batok kepala Asulf yang kecil dengannya. Sementara palu dihujamkan, St. Bonifasius menangkis palu itu dengan tongkat uskupnya sehingga palu terlepas dari tangan Hunrad dan patah menjadi dua saat menghantam altar batu. Suara decak kagum dan sukacita membahana di udara. Thekla lari menjemput puteranya yang telah diselamatkan dari kurban berdarah itu lalu memeluknya erat-erat.
St. Bonifasius, dengan wajahnya bersinar, berbicara kepada orang banyak, “Dengarlah, wahai putera-putera hutan! Tidak akan ada darah mengalir malam ini. Sebab, malam ini adalah malam kelahiran Kristus, Putera Bapa Semua, Juruselamat umat manusia. Ia lebih elok dari Baldur yang Menawan, lebih agung dari Odin yang Bijaksana, lebih berbelas kasihan dari Freya yang Baik. Sebab Ia datang, kurban disudahi. Thor, si Gelap, yang kepadanya kalian berseru dengan sia-sia, sudah mati. Jauh dalam bayang-bayang Niffelheim ia telah hilang untuk selama-lamanya. Dan sekarang, pada malam Kristus ini, kalian akan memulai hidup baru. Pohon darah ini tidak akan menghantui tanah kalian lagi. Dalam nama Tuhan, aku akan memusnahkannya.” St. Bonifasius kemudian mengeluarkan kapaknya yang lebar dan mulai menebas pohon. Tiba-tiba terasa suatu hembusan angin yang dahsyat dan pohon itu tumbang dengan akar-akarnya tercabut dari tanah dan terbelah menjadi empat bagian.
Di balik pohon oak raksasa itu, berdirilah sebatang pohon cemara muda, bagaikan puncak menara gereja yang menunjuk ke surga. St. Bonifasius kembali berbicara kepada warga desa, “Pohon kecil ini, pohon muda hutan, akan menjadi pohon kudus kalian mulai malam ini. Pohon ini adalah pohon damai, sebab rumah-rumah kalian dibangun dari kayu cemara. Pohon ini adalah lambang kehidupan abadi, sebab daun-daunnya senantiasa hijau. Lihatlah, bagaimana daun-daun itu menunjuk ke langit, ke surga. Biarlah pohon ini dinamakan pohon kanak-kanak Yesus; berkumpullah di sekelilingnya, bukan di tengah hutan yang liar, melainkan dalam rumah kalian sendiri; di sana ia akan dibanjiri, bukan oleh persembahan darah yang tercurah, melainkan persembahan-persembahan cinta dan kasih.”
Maka, mereka mengambil pohon cemara itu dan membawanya ke desa. Duke Alvold menempatkan pohon di tengah-tengah rumahnya yang besar. Mereka memasang lilin-lilin di dahan-dahannya, dan pohon itu tampak bagaikan dipenuhi bintang-bintang. Lalu, St. Bonifasius, dengan Hundrad duduk di bawah kakinya, menceritakan kisah Betlehem, Bayi Yesus di palungan, para gembala, dan para malaikat. Semuanya mendengarkan dengan takjub. Si kecil Asulf, duduk di pangkuan ibunya, berkata, “Mama, dengarlah, aku mendengar para malaikat itu bernyanyi dari balik pohon.” Sebagian orang percaya apa yang dikatakannya benar; sebagian lainnya mengatakan bahwa itulah suara nyanyian yang dimadahkan oleh para pengikut St. Bonifasius, “Kemuliaan bagi Allah di tempat mahatinggi, dan damai di bumi; rahmat dan berkat mengalir dari surga kepada manusia mulai dari sekarang sampai selama-lamanya.”
Sementara kita berkumpul di sekeliling Pohon Natal kita, kiranya kita mengucap syukur atas karunia iman, senantiasa menyimpan kisah kelahiran Sang Juruselamat dalam hati kita, dan menyimak nyanyian pujian para malailat. Kepada segenap pembaca, saya mengucapkan Selamat Hari Raya Natal yang penuh berkat dan sukacita!
* Fr. Saunders is pastor of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls and a professor of catechetics and theology at Notre Dame Graduate School in Alexandria.
Refrain : Go, tell it on the mountain, Over the hills and everywhere Go, tell it on the mountain, That Jesus Christ is born.
While shepherds kept their watching Over silent flocks by night Behold throughout the heavens There shone a holy light. Refrain The shepherds feared and trembled, When lo! above the earth, Rang out the angels chorus That hailed the Savior’s birth. Refrain
Down in a lowly manger The humble Christ was born And God sent us salvation That blessèd Christmas morn. Refrain
Hark! The Herald Angels Sing
Hark! the herald angels sing, - "Glory to the newborn King! Peace on earth, and mercy mild, God and sinners reconciled." Joyful, all ye nations, rise, Join the triumph of the skies; With th' angelic host proclaim, "Christ is born in Bethlehem." Hark! the herald angels sing, "Glory to the newborn King!
Christ, by highest heav'n adored: Christ, the everlasting Lord; Late in time behold him come, Offspring of the favored one. Veil'd in flesh, the Godhead see; Hail, th'incarnate Deity: Pleased, as man, with men to dwell, Jesus, our Emmanuel! Hark! the herald angels sing, "Glory to the newborn King!
Hail! the heav'n-born Prince of peace! Hail! the Son of Righteousness! Light and life to all he brings, Risen with healing in his wings Mild he lays his glory by, Born that man no more may die. Born to raise the sone of earth, Born to give them second birth. Hark! the herald angels sing, "Glory to the newborn King!
Jingle Bells (John Pierpont, 1859)
Dashing through the snow In a one-horse open sleigh Through the fields we go Laughing all the way. Bells on bob-tail ring Making spirits bright What fun it is to ride and sing A sleighing song tonight.
Reff: Jingle bells, jingle bells Jingle all the way, Oh what fun it is to ride In a one-horse open sleigh, O Jingle bells, jingle bells Jingle all the way, Oh what fun it is to ride In a one-horse open sleigh. A day or two ago I thought I'd take a ride And soon Miss Fanny Bright Was seated by my side; The horse was lean and lank Misfortune seemed his lot, We ran into a drifted bank And there we got upsot.
A day or two ago The story I must tell I went out on the snow And on my back I fell; A gent was riding by In a one-horse open sleigh He laughed at me as I there sprawling laid But quickly drove away.
Now the ground is white, Go it while you're young, Take the girls along And sing this sleighing song. Just bet a bob-tailed bay, Two-forty as his speed, Hitch him to an open sleigh and crack! You'll take the lead.
Joy To The World
Joy to the world! The Lord has come: Let earth receive her King. Let ev'ry heart prepare Him room, And heaven and nature sing, And heaven and nature sing, And heaven and heaven and nature sing.
He rules the world with truth and grace, And makes the nations prove The glories of His righteousness And wonders of His love, And wonders of His love, And wonders, wonders of His love.
The First Noel
The first Noel the angels did say Was to certain poor shepherds in fields as they lay; In fields where they lay keeping their sheep On a cold winter's night that was so deep.
Reff: Noel, Noel Noel,Noel Born is the King of Israel.
They looked up and saw a star Shining in the East, beyond them far, And to the earth it gave great light, And so it continued, both day and night.
And by the light of that same star Three wise men came from country far, To seek for a King was their intent, And to follow the star whereever it went.
This star drew nigh to the northwest; O'er Bethlehem it took its rest. And there it did both stop and stay, Right over the place whcre Jesus lay.
Then they did know assuredly Within that house, the King did lie One entered in then for to see And found the babe in poverty.
Then entered in those wise men three, Full reverently, upon bended knee, And offered there, in His presence, Their gold and myrrh and frankincense.
If we in our time do well We shall be free from death and hell For God hath prepared for us all A resting place in general.
Oh holy Night Words: Placide Clappeau de Roquemaure, 1847; diterjemahkan dari bahasa Prancis ke Inggris oleh John Sullivan Dwight (1812-1893).
Music: Adolphe-Charles Adam (1803-1856). O holy night, the stars are brightly shining, It is the night of the dear Savior's birth; Long lay the world in sin and error pining, Till He appeared and the soul felt it's worth. A thrill of hope the weary soul rejoices, For yonder breaks a new and glorious morn;
Chorus Fall on your knees, Oh hear the angel voices! O night divine, O night when Christ was born! O night divine, O holy night, O night divine.
Led by the light of Faith serenely beaming With glowing hearts by His cradle we stand So led by light of a star sweetly gleaming Here come the wise men from Orient land The King of kings lay thus in lowly manger In all our trials born to be our friend. Chorus
Truly He taught us to love one another His law is love and His gospel is peace Chains shall He break for the slave is our brother And in His name all oppression shall cease Sweet hymns of joy in grateful chorus raise we, Let all within us praise His holy name. Chorus
Seperti kalian ketahui, kita semakin dekat dengan hari ulang tahun-Ku. Setiap tahun ada suatu perayaan khusus demi menghormati-Ku, dan Aku pikir tahun ini perayaan ini juga akan dirayakan.
Pada masa ini banyak orang berbelanja hadiah-hadiah, banyak iklan-iklan di radio dan televisi, dan di segenap penjuru dunia orang berbicara mengenai hari ulang tahun-Ku yang semakin menjelang.
Sungguh menyenangkan tahu bahwa, setidaknya setahun sekali, orang berpikir tentang Aku.Seperti kalian tahu, perayaan hari ulang tahun-Ku dimulai bertahun-tahun yang silam.
Pada awalnya, orang tampaknya mengerti dan mengucap syukur atas segala yang telah Aku lakukan bagi mereka, tetapi pada masa sekarang, tak seorang pun tampaknya tahu alasan perayaan ini.
Sanak saudara, teman dan sahabat, berkumpul bersama dan bergembira ria, tetapi mereka tak mengerti makna perayaan. Aku ingat, tahun lalu ada suatu perayaan besar demi menghormati-Ku. Meja perjamuan penuh dengan sajian makanan yang lezat, kue-kue, buah-buahan, beraneka macam permen dan coklat. Dekorasinya sungguh indah menawan, dan ada banyak…banyak sekali hadiah-hadiah yang dibungkus cantik.
Tetapi, adakah kalian tahu? Aku tidak diundang.
Aku adalah tamu kehormatan dan mereka bahkan tidak ingat untuk mengirimi-Ku undangan.
Pesta itu untuk-Ku, tetapi ketika hari besar itu datang, Aku dibiarkan di luar; mereka menutup pintu di depan muka-Ku … padahal Aku begitu ingin bersama mereka, duduk dan makan bersama mereka.
Sesungguhnya, hal itu tidaklah mengejutkan-Ku, sebab beberapa tahun belakangan ini, semuanya menutup pintu bagi-Ku. Karena tak diundang, Aku memutuskan untuk ikut dalam pesta tanpa menarik perhatian. Aku masuk dan berdiri di pojok.
Mereka semuanya minum-minum; sebagian bahkan mulai mabuk dan melontarkan gurauan-gurauan dan menertawakan segala sesuatu. Sungguh, mereka riang-ria dalam pesta-pora.
Di puncak acara, seorang tua yang besar dan gendut berpakaian serba merah, berjanggung putih panjang, memasuki ruangan sembari berseru Ho-Ho-Ho! Tampaknya ia mabuk. Ia duduk di atas sofa dan anak-anak berlarian menyonsongnya, seraya berseru, “Santa Claus, Santa Claus”; seolah pesta ini untuknya!
Tengah malam semua saling berpelukan satu sama lain. Aku juga merentangkan tangan-Ku berharap seorang memeluk-Ku. Dan tahukah engkau, tak seorang pun datang untuk memberi-Ku pelukan.
Lalu, mereka mulai membagi-bagikan hadiah. Mereka membuka kado masing-masing dengan penuh rasa ingin tahu. Ketika semuanya telah mendapatkan bagian, Aku mencari-cari, mungkin, ada satu hadiah untuk-Ku. Bagaimanakah gerangan perasaanmu ketika pada hari ulang tahunmu semua orang saling berbagi hadiah sementara engkau sendiri tidak mendapatkan apapun?
Sebab itu, Aku mengerti bahwa Aku tidak dikehendaki dalam pesta itu, dan Aku pun meninggalkan pesta diam-diam.
Setiap tahun, keadaannya semakin parah. Orang hanya ingat hadiah, pesta, makan dan minum; tak seorang pun ingat akan Aku.
Aku rindu Natal ini engkau membiarkan-Ku masuk dalam hidupmu.
Aku rindu engkau mengenali kenyataan bahwa lebih dari duaribu tahun yang lalu, Aku datang ke dalam dunia demi memberikan nyawa-Ku bagi kalian, di salib, demi menyelamatkan kalian.
Hari ini, Aku rindu kalian meyakini hal ini dengan segenap hati.
Aku rindu berbagi dengan kalian. Karena begitu banyak orang tak hendak mengundang-Ku ke pesta mereka, maka Aku akan menyelenggarakan pesta-Ku sendiri, suatu pesta agung seperti yang tak pernah dibayangkan orang, suatu pesta yang spektakuler. Sekarang Aku sedang melakukan persiapan-persiapan terakhir. Hari ini Aku mengirimkan banyak undangan, juga untukmu. Aku rindu mengetahui apakah engkau bermaksud datang. Aku akan menyediakan tempat bagimu dan menuliskan namamu dengan huruf-huruf emas dalam buku tamu-Ku.
Hanya mereka yang ada dalam daftar tamu akan diundang ke pesta.
Mereka yang tidak menjawab undangan ini akan tinggal di luar. Bersiaplah, sebab ketika semuanya telah siap, engkau akan menjadi bagian dari pesta agung-Ku.
Sampai jumpa. Aku mencintaimu!
Tertanda, Yesus
“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya”
Tuesday, December 23, 2008
8 virus baru yang banyak dilaporkan menyebar di Indonesia di minggu ini telah ditambahkan pada Update Build1. Bagi Anda pengguna PCMAV 1.91 sangat disarankan segera melakukan update, agar PCMAV Anda dapat mengenali dan membasmi virus lebih banyak lagi.Untuk mendapatkan dan menggunakan update PCMAV ini, pastikan terlebih dahulu PCMAV RealTime Protector tidak sedang aktif. Jika iya, Anda harus menutup aplikasi tersebut terlebih dahulu. Lalu Anda cukup menjalankan PCMAV Cleaner (PCMAV-CLN.exe), tentunya komputer harus dalam keadaan aktif terhubung ke Internet (non-proxy). Fitur GetUpdates dari PCMAV secara otomatis akan memberikan alamat internet yang aktif di mana Anda bisa men-download file update tersebut. Letakkan file hasil download tersebut (PCMAV.vdb) ke dalam folder di mana PCMAV berada. Jika sebelumnya telah terdapat file update yang lama, Anda cukup menimpanya. Dan nanti saat Anda kembali menjalankan PCMAV, ia sudah dalam keadaan kondisi ter-update. Fdshield. Virus yang dibuat menggunakan bahasa Delphi ini menggunakan icon yang menyerupai Internet Explorer. Memiliki ukuran file sebesar 553.472 bytes, tanpa di-pack. Satu hal yang mencolok dari virus ini adalah dari nama yang digunakan saat menyebar, yang bertuliskan “17++ Sexs & Rahasia Wanita artis Indonesia (foto2_kamera tersembunyi_liputan).exe”. Bagi user yang tidak hati - hati, akan menyangka file tersebut merupakan file HTML. Jika Anda lihat pada direktori C:\Windows\System32, akan ditemukan sebuah file induk dengan nama “rundl32.exe”. Jangan tertipu lagi! Itu bukanlah file bagian dari Windows, tapi itu memang adalah file virus. Perhatikan huruf “L” yang cuma satu. Dan sekarang lihat pada Schedule Task, ada Job baru dengan nama “Windows FD Shield” yang akan mengeksekusi file virus diwaktu yang telah ia tentukan.
Daftar tambahan virus PCMAV 1.91 Update Build1: Autoit.CA Autoit.CB Autoit.CC Autoit.CD Fdshield Formalin.E Windx-Maxtrox.B Windx-Maxtrox.C
Beberapa perubahan telah dilakukan, diantaranya adalah perbaikan bug floating-point yang cukup mengganggu, yang pada beberapa kondisi menyebabkan PCMAV tidak dapat mendeteksi adanya update. Selain itu, ditambahkan pula engine cleaner khusus yang dapat membasmi secara sempurna virus Hatred.
APA YANG BARU?a.Ditambahkan, database pengenal dan pembersih 96 virus lokal/asing/varian baru yang dilaporkan menyebar di Indonesia. Total 2445 virus beserta variannya yang banyak beredar di Indonesia telah dikenal di versi 1.91 ini oleh engine internal PCMAV.
b.Ditambahkan, cleaner khusus untuk virus Hatred.
c.Diperbaiki, bug floating-point pada rutin AutoUpdate yang pada beberapa kondisi menyebabkan PCMAV tidak mendeteksi adanya update.
d.Diperbaiki, kesalahan deteksi (false alarm) heuristik pada beberapa program dan script.
e.Diperbarui, perubahan beberapa nama virus mengikuti varian baru yang ditemukan.
f.Perbaikan beberapa minor bug dan improvisasi kode internal untuk memastikan bahwa PCMAV Cleaner & PCMAV RealTime Protector lebih dari sekadar antivirus biasa.
Gue mau ngucapin selamat dan sukses buat sobat gue ABP alias Adrian a.k.a Rojali atau yang sering mengaku bernama Feri. Selamat atas wisuda sarjana di jurusan Hubungan Internasional FISIP UNHAS 23 Desember 2008 Mudah-mudahan ilmu yang da lu dapatkan di bangku kuliah bisa lu gunain semaksimal mungkin untuk kemajuan hidup dan bermanfaat untuk orang lain juga (tidak termasuk ilmu nyontek dan speak-speak sama dosen) All the bestlah pokoknya. Buat yang punya lowongan kerja dengan jurusan di atas, tolongmi kodong biar cepat kerja.
Dibutuhkan segera untuk suatu pekerjaan tetap yang menantang di lingkungan kerja yang seringkali kacau-balau. Calon haruslah memiliki kemampuan berkomunikasi yang luwes, ketrampilan berorganisasi dan bersedia bekerja dengan jam kerja yang panjang, termasuk kerja di pagi-pagi buta, di akhir-akhir pekan, serta siap sedia selama 24 jam sehari.
Beberapa perjalanan menginap di luar kota mungkin perlu dilakukan, termasuk perjalanan ke tempat-tempat perkemahan yang terpencil serta primitif di akhir pekan di bawah guyuran hujan, juga ke pertandingan-pertandingan olah raga yang tak habis-habisnya di berbagai kota yang jauh. Biaya perjalanan ditanggung sendiri. Jasa layan antar ke tempat-tempat yang jauh mungkin juga dibutuhkan.
Keuntungan: walaupun tidak tersedia fasilitas asuransi kesehatan maupun asuransi perawatan gigi, tidak tersedia dana pensiun, tidak ada penggantian segala macam bentuk pengeluaran, tidak ada gaji lembur dan tidak ada pilihan ganti jabatan, pekerjaan ini menawarkan kesempatan tak terbatas bagi pengembangan pribadi serta peluk cium gratis seumur hidup jika anda menjalankan peran dengan baik.
Seorang kerabat saya menderita kanker yang tak tersembuhkan. Kami sama sekali tak hendak menyakitinya, tetapi kami juga tak hendak memperpanjang penderitaannya yang sia-sia. Bagaimakah pedoman moral Gereja mengenai keadaan semacam ini? ~ seorang pembaca di Leesburg
Sejak pertengahan abad ke-20, Gereja Katolik telah berjuang untuk memberikan pedoman sejelas mungkin mengenai penanganan terhadap mereka yang menderita sakit tak tersembuhkan, sehubungan dengan ajaran moral Gereja mengenai eutanasia dan sistem penunjang hidup. Paus Pius XII, yang tak hanya menjadi saksi dan mengutuk program-program egenetika dan eutanasia Nazi, melainkan juga menjadi saksi atas dimulainya sistem-sistem modern penunjang hidup, adalah yang pertama menguraikan secara jelas masalah moral ini dan menetapkan pedoman. Pada tahun 1980, Kongregasi untuk Ajaran Iman menerbitkan “Declaratio de Euthanasia” yang menguraikan pedoman ini lebih lanjut, teristimewa mengingat semakin meningkatnya kompleksitas sistem-sistem penunjang hidup dan gencarnya promosi eutanasia sebagai sarana yang sah untuk mengakhiri hidup. Paus Yohanes Paulus II, yang prihatin dengan semakin meningkatnya praktek eutanasia, dalam ensiklik “Evangelium Vitae” (No. 64) memperingatkan kita agar melawan “gejala yang paling mengkhawatirkan dari `budaya kematian' …. Jumlah orang-orang lanjut usia dan lemah yang meningkat dianggap sebagai beban yang mengganggu.” Katekismus Gereja Katolik (No 2276-2279) juga memberikan ikhtisar penjelasan ajaran Gereja Katolik kita tentang hal ini.Mengenai masalah ini, prinsip-prinsip berikut mengikat secara moral: Pertama, Gereja Katolik berpegang teguh bahwa baik martabat setiap individu maupun anugerah hidup adalah kudus. Kita menghormati kekudusan kelangsungan hidup manusia sejak dari saat pembuahan hingga kematian yang wajar. Kedua, setiap orang terikat untuk melewatkan hidupnya sesuai rencana Allah dan dengan keterbukaan terhadap kehendak-Nya, dengan menaruh pengharapan akan kepenuhan hidup di surga. Sebab itu, pemeliharaan hidup bukan hanya sekedar masalah “jasmani” di mana kita banyak mencurahkan perhatian pada tubuh dan kehidupan jasmani, hingga kita kehilangan pandangan akan jiwa, kehidupan rohani individu dan tujuan kehidupan kekalnya. Karenanya, kita wajib menimbang apakah suatu perawatan hanya sekedar menjaga fungsi tubuh dan menunda kematian, ataukah suatu perawatan membantu individu dalam memperkuat hidup dan memulihkan kesehatan. Akan tiba waktunya di mana seseorang meninggalkan kehidupan di dunia ini dan kembali kepada Tuhan dalam suatu kehidupan yang baru.
Ketiga, dengan sengaja mengakhiri hidup sendiri adalah bunuh diri dan merupakan penolakan terhadap rencana Allah. Pula, melakukan percobaan atas kehidupan atau membunuh seorang yang tak bersalah merupakan suatu tindak kejahatan. Oleh karena alasan-alasan di atas, Konsili Vatikan II mengutuk, “apa saja yang berlawanan dengan kehidupan sendiri, misalnya bentuk pembunuhan yang mana pun juga, penumpasan suku, pengguguran, eutanasia atau bunuh diri yang disengaja….” (Gaudium et Spes, No. 27).
Berdasarkan pemahaman seperti yang dijelaskan, kita percaya bahwa setiap orang wajib mempergunakan sarana-sarana perawatan kesehatan yang biasa. Di sini, orang akan berpikir mengenai nutrisi yang dibutuhkan - makanan dan minuman - dan perawatan kesehatan biasa. Biasa berarti menawarkan pengharapan yang masuk akal akan manfaatnya dan tidak terlalu membebani baik pasien maupun keluarga.
Seorang dapat, tetapi tidak wajib untuk, mempergunakan sarana-sarana luar biasa - sarana-sarana yang pada dasarnya tidak dianggap sebagai perawatan kesehatan biasa atau umum. Sarana-sarana luar biasa ini tidak menawarkan pengharapan yang masuk akal akan manfaatnya dan dapat sangat membebani baik pasien maupun keluarga. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan apakah suatu perawatan merupakan suatu perawatan luar biasa adalah jenis penanganan, tindak kerumitannya atau resikonya, biayanya dan kemungkinan mempergunakannya, dan dengan membandingkan unsur-unsur ini dengan hasil yang dapat diharapkan, seraya memperhatikan keadaan orang yang sakit dan kekuatan jasmani dan kejiwaannya. Akan tetapi, tentu saja, di dunia kita sekarang ini, semakin dan semakin sulit saja untuk secara tepat mendefinisikan apa yang diklasifikasikan sebagai perawatan kesehatan luar biasa. Sebagai misal, menerima jantung buatan jelas sifatnya eksperimen dan akan diklasifikasikan sebagai luar biasa; sementara penggunaan respirator atau ventilator seringkali merupakan prosedur standard dalam membantu kesembuhan pasien.
Walau Gereja membuat pembedaan antara sarana-sarana biasa dan luar biasa, namun Gereja tidak akan menolerir tindakan eutanasia dalam bentuk apapun. Eutanasia, yang secara harafiah diterjemahkan sebagai kematian yang baik atau kematian tanpa penderitaan, adalah “tindakan atau pantang tindakan yang menurut hakikatnya atau dengan maksud sengaja mendatangkan kematian, untuk dengan demikian menghentikan setiap rasa sakit” (Declaratio de Euthanasia). Dengan kata lain, eutanasia menyangkut mengakhiri hidup dengan sengaja melalui suatu tindakan langsung, seperti suntik mati, atau dengan suatu pantang, seperti membiarkan kelaparan atau kehausan (= dehidrasi). Perlu dicatat bahwa eutanasia biasa dikenal sebagai “membunuh karena kasihan”; istilah ini paling tepat sebab tindakan yang dilakukan bertujuan untuk membunuh dengan sengaja, tak peduli betapa baik tujuannya, misalnya, untuk mengakhiri penderitaan. Paus Yohanes Paulus II juga menegaskan bahwa eutanasia merupakan tindakan belas kasihan yang keliru, belas kasihan yang semu: “Belas kasihan yang sejati mendorong untuk ikut menanggung penderitaan sesama. Belas kasihan itu tidak membunuh orang, yang penderitaannya tidak dapat kita tanggung” (Evangelium Vitae, No. 66). Sebab itu, Bapa Suci memaklumkan, “Memperhatikan distingsi-distingsi itu, selaras dengan Magisterium para Pendahulu kami, dan dalam persekutuan dengan para Uskup Gereja Katolik, kami mengukuhkan bahwa eutanasia itu pelanggaran berat hukum Allah, karena berarti pembunuhan manusia yang disengaja dan dari sudut moril tidak dapat diterima” (Evangelium Vitae, No. 65).
Walau demikian, eutanasia harus dibedakan dari menghentikan sarana-sarana perawatan kesehatan luar biasa atau perawatan kesehatan agresif lainnya. Pasien - atau wali dalam kasus pasien tak sadarkan diri - berhak menolak secara tulus atau mengakhiri prosedur-prosedur luar biasa tersebut, yang tak lagi menjawab situasi nyata pasien, yang tidak menawarkan manfaat yang proporsional, yang tidak menawarkan pengharapan yang masuk akal akan manfaatnya, yang mendatangkan beban teramat berat bagi pasien maupun keluarga, atau sekedar karena “kegagahan”. Keputusan yang demikian adalah yang paling tepat apabila kematian jelas di ambang pintu serta tak terhindarkan. Di sini, orang dapat menolak bentuk-bentuk perawatan yang hanya sekedar memperpanjang hidup dengan disertai resiko dan beban berat. Dalam kasus-kasus demikian, orang dapat menyerahkan diri ke dalam tangan kasih Tuhan dan bersiap diri meninggalkan dunia ini, sembari mempertahankan sarana-sarana perawatan kesehatan biasa.
Sebagai contoh, beberapa tahun lalu, seorang imam yang adalah sahabat yang saya kasihi, didiagnosa menderita kanker pankreas dan diberitahu bahwa penyakit itu akan mendatangkan kematian baginya. Daripada menjalani chemotherapy atau radiasi yang menyakitkan, yang hanya dapat memberinya harapan hidup enam bulan lebih lama, imam mengikuti program perawatan yang menyediakan nutrisi yang dibutuhkan, penanganan penyakit, dan perawatan kesehatan yang bagus. Ia mempersiapkan diri untuk berjumpa dengan Tuhan yang telah ia layani sebagai imam selama 45 tahun. Tentu saja, ia dapat menjalani chemotherapy atau radiasi; tetapi alternatif-alternatif ini adalah perawatan kesehatan luar biasa, sebab tidak menawarkan pengharapan yang masuk akal akan manfaatnya. Tindakannya secara moral sesuai dengan ajaran Katolik.
Seorang teman yang lain menghadapi ajal karena prostrate yang telah menjalar ke seluruh tubuhnya. Terakhir kali saya menjenguknya di rumah sakit, ia telah dalam keadaan koma; ia makan lewat slang makanan dan bernapas lewat respirator. Ia mengalami gagal ginjal pula. Para dokter menyampaikan kepada keluarga bahwa tak ada lagi yang dapat mereka lakukan dan bahwa situasinya tak dapat berubah. Hingga tahap itu, teknologi medis tak dapat memberikan pengharapan kesembuhan atau manfaat, melainkan hanya sekedar menunda proses kematian. Keluarga memutuskan untuk menghentikan respirator, yang sekarang telah menjadi sarana luar biasa, dan beberapa menit kemudian teman saya pun pergi menjumpai Tuhan-nya. Tindakan ini secara moral dibenarkan dan dibedakan dari tindakan mengakhiri hidup secara sengaja.
Patut diperhatikan bahwa dalam dua kasus di atas, jika seseorang memutuskan untuk memberikan injeksi mati kepada pasien, atau tidak memberikan perawatan kesehatan yang biasa, seperti makanan dan minuman, maka hal itu akan merupakan suatu tindakan pembunuhan yang disengaja.
Memang, tak seorang pun suka menderita dan tak seorang pun suka melihat orang yang dikasihinya menderita. Namun demikian, kita wajib ingat bahwa masing-masing kita dibaptis dalam sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus. Kita semua ikut ambil bagian dalam salib Kristus, dan bahwa terkadang hal itu dapat amat menyakitkan. Akan tetapi, penderitaan ini, teristimewa penderitaan di saat-saat akhir hidup seseorang, haruslah dipandang sebagai keikutsertaan dalam penderitaan Kristus. Dengan mempersatukan penderitaan kita dengan penderitaan Kristus, kita menyilih luka-luka yang diakibatkan dosa-dosa kita dan membantu menyilih dosa-dosa orang lain juga, sama seperti yang dilakukan sebagian dari para martir awali yang mempersembahkan penderitaan mereka demi orang-orang berdosa. Terkadang, penderitaan yang demikian pada akhirnya dapat menyembuhkan luka-luka yang telah memisahkan keluarga-keluarga. Haruslah kita mengarahkan pandangan pada Kristus agar Ia membantu kita dalam penderitaan dan membimbing kita dari kehidupan ini kepada DiriNya.
Tak satu pun dari kasus-kasus yang demikian itu mudah. Dengan segala teknologi medis dan sistem penunjang hidup, keluarga semakin sulit menentukan keputusan dalam keadaan demikian. Walau begitu, ada suatu perbedaan besar antara membunuh orang secara sengaja, dan membiarkan orang meninggal dengan tenang penuh martabat, sementara meneruskan sarana-sarana perawatan kesehatan yang biasa. Dengan banyak doa, keluarga, dengan bimbingan nasehat imam dan dokter, perlu menerapkan prinsip-prinsip moral bagi setiap keadaan individu. Terlebih lagi, kita wajib ingat bahwa “Selain upaya-upaya dokter, orang sakit memerlukan kasih, perhatian, kehangatan, pendekatan manusiawi dan adikodrati, yang dapat dan harus diberikan semua orang dekat, orangtua dan anak-anak, dokter dan perawat” (Declaratio de Euthanasia).
* Fr. Saunders is pastor of Our Lady of Hope Parish, Potomac Falls.
Memanggil-Mu? Aku tidak memanggil-Mu. Aku sedang berdoa.
Bapa di surga….
Nah, ya'kan, kamu melakukannya lagi.
Melakukan apa?
Memanggil-Ku. Kamu bilang, “Bapa di surga.” Aku di sini. Apa yang ada dalam benakmu?
Lho, aku tidak bermaksud apa-apa, kok. Aku ini'kan cuma sekedar mengucapkan doa malamku. Aku selalu berdoa sebelum tidur. Itu merupakan kewajibanku.
Oh, baiklah. Teruskan.
Aku mengucap syukur atas segala berkat-Mu…..
Sebentar. Berapa besar rasa syukurmu?
Apa?
Berapa besar rasa syukurmu atas segala berkat-Ku?
Aku…yah…aku tidak tahu. Aku tidak peduli. Bukankah itu memang bagian dari doa? Begitulah mereka mengajarku berdoa.
Oh, baiklah. Teruskan…
Teruskan?
Ya, teruskan doamu.
Oh, ya. Berkatilah mereka yang sakit, yang miskin dan yang menderita …
Apakah kamu bersungguh-sungguh?
Ya, tentu saja.
Apa yang telah kamu lakukan untuk itu?
Lakukan? Siapa, aku? Tidak ada, kurasa. Aku hanya berpikir bahwa semua akan menjadi baik jika Engkau yang berkuasa atas segala sesuatu di sini seperti Engkau berkuasa di atas sana, jadi manusia tidak perlu lagi menderita.
Apakah Aku berkuasa atasmu?
Hmmm, aku pergi ke gereja, aku memberi kolekte, aku tidak…
Bukan itu yang Aku minta. Bagaimana dengan tingkah lakumu? Teman-temanmu dan juga keluargamu menderita karena ulahmu. Juga caramu memboroskan uang…semuanya hanya untuk kepentingan dirimu sendiri saja. Dan bagaimana dengan buku-buku yang kamu baca?
Berhentilah mencelaku. Aku ini sama baiknya dengan orang-orang lain yang pergi ke gereja setiap hari Minggu.
Ah, maaf.Aku pikir engkau meminta-Ku untuk memberkati mereka yang berkekurangan. Agar hal itu terjadi, Aku perlu bantuan dari mereka yang memintanya……seperti kamu misalnya.
Tolong, Bapa. Aku perlu menyelesaikan doaku. Ini sudah jauh lebih lama dari biasanya.
Berkatilah para misionarismu agar mereka dapat menolong orang-orang yang menderita.
Maksudmu orang-orang seperti Dion?
Dion?
Ya, anak yang tinggal di ujung jalan itu.
Dion … tapi dia itu suka merokok dan mabuk-mabukan, dan tidak pernah pergi ke gereja.
Pernahkah kamu melihat ke dalam hatinya?
Tentu saja tidak. Bagaimana mungkin…
Aku melihatnya. Hatinya adalah salah satu dari hati yang paling pedih dan menderita.
Baiklah, kiranya Engkau mengutus misionaris-Mu ke sana, ya Tuhan.
Bukankah kamu yang harus menjadi misionaris-Ku, utusan-Ku? Aku rasa Aku telah menyatakannya dengan amat jelas dalam setiap Misa.
Hei, sebentar. Apa-apaan ini. Apakah ini hari “Pengkritikan-ku"?Aku ini sedang melakukan kewajibanku, melaksanakan perintah-Mu untuk berdoa. Dan tiba-tiba saja Engkau menyerobot masuk dan mulai membeberkan semua kesalahanku.
Ah, kamu memanggil-Ku. Jadi, Aku di sini. Teruskan doamu. Aku tertarik dengan bagian selanjutnya. Kamu belum mengubah susunan doamu'kan? Ayo...
Aku tidak mau.
Kenapa tidak mau?
Aku tahu apa yang akan Engkau katakan.
Ayo, coba dan lihatlah.
Ampunilah segala dosaku … dan bantulah aku untuk mengampuni sesamaku.
Bagaimana dengan Billy?
Nah, betul'kan. Sudah kuduga. Aku tahu Engkau akan mengungkit-ungkit masalah itu. Dengar Tuhan, ia berbohong tentang aku sehingga aku dikucilkan. Semua temanku menyangka bahwa aku ini seorang pembohong besar, padahal aku tidak melakukan apa-apa. Lihat saja, akan kubalas dia!
Tetapi, doamu? Bagaimana dengan doamu?
Aku tidak bersungguh-sungguh.
Baiklah, setidak-tidaknya kamu berkata jujur. Aku pikir kamu memang senang membawa dendammu itu kemana-mana, ya'kan?
Tidak, aku tidak suka. Tetapi aku akan segera merasa puas begitu dendamku itu terbalaskan.
Kamu mau tahu suatu rahasia?
Rahasia apa?
Kamu tidak akan merasa puas, malahan akan semakin parah. Dengarkan Aku, kamu mengampuni Billy dan Aku akan mengampunimu.
Tapi Tuhan, aku tidak dapat mengampuni Billy.
Kalau begitu, Aku juga tidak dapat mengampunimu.
Sungguh, apa pun yang terjadi?
Sungguh, apa pun yang terjadi.
Ah, kamu belum selesai dengan doamu. Teruskanlah.
Oh, ya …bantulah aku untuk menguasai diriku dan jauhkanlah aku dari pencobaan.
Bagus, bagus. Aku akan melakukannya. Tetapi kamu sendiri, jauhilah tempat-tempat di mana kamu dapat dengan mudah dicobai.
Apa maksud-Mu, Tuhan?
Berhentilah berkeliaran di rak-rak majalah dan menghabiskan waktumu di sana. Sebagian dari yang ditawarkan di sana, cepat atau lambat akan mempengaruhimu. Tiba-tiba saja kamu akan sudah terjerumus dalam hal-hal yang mengerikan … dan jika itu terjadi, jangan memperalat-Ku sebagai pintu keluar darurat.
Pintu keluar darurat? Aku tidak mengerti.
Tentu kamu mengerti. Kamu telah melakukannya berulang kali… kamu terjerumus dalam situasi gawat, kemudian kamu datang kepada-Ku. “Tuhan, bantulah aku untuk keluar dari masalah ini dan aku berjanji tidak akan melakukannya lagi.” Sungguh mengherankan, kekhusukan dan kesungguhan doamu meningkat drastis apabila kamu ditimpa masalah. Ingatkah kamu sebagian dari tawar-menawar yang kamu coba lakukan dengan-Ku?
Hmmm, aku tidak….Oh ya,….ketika guruku memergokiku menonton film tentang….Astaga!
Ingatkah kamu bagaimana kamu berdoa? “Ya Tuhan. Jangan biarkan dia melaporkannya pada ibuku. Aku berjanji mulai sekarang tidak akan lagi menonton film tujuh belas tahun ke atas.” Dia tidak melaporkannya kepada ibumu, tetapi kamu tidak menepati janjimu, ya'kan?
Tuhan, aku melanggar janjiku. Aku sungguh menyesal.
Baik, lanjutkan doamu.
Sebentar, Bapa. Aku ingin bertanya sesuatu kepada-Mu. Apakah Engkau selalu mendengarkan doa-doaku?
Ya, setiap kata; setiap saat.
Kalau begitu, mengapa Engkau tidak pernah menjawabku sebelumnya?
Berapa banyakkah kesempatan yang kamu berikan pada-Ku? Tidak ada cukup waktu antara kata “Amin”-mu dan kepalamu menumbuk bantal. Bagaimana Aku dapat menjawabmu?
Engkau dapat, jika saja Engkau sungguh menghendakinya.
Tidak. Aku dapat hanya jika “kamu” sungguh menghendakinya.
Anak-Ku, Aku selalu rindu untuk berbicara denganmu.
Bapa, maafkan aku. Maukah Engkau mengampuniku?
Sudah kuampuni. Dan terima kasih, sudah mengijinkan Aku menginterupsimu. Kadang-kadang Aku begitu rindu untuk dapat berbicara denganmu.
Kalau khotbah terlalu panjang, dibilang menjengkelkan.
Kalau khotbahnya cepat, "Kok, kayak kereta ekspres".
Kalau mulai misa tepat waktu, katanya kaku.
Kalau terlambat, "Idiih, pastornya malas".
Kalau di kamar pengakuan menasehati, katanya banyak omong. Kalau sebaliknya, dibilang tidak tanggap. Kalau mengikuti pendapat umat, dibilang tidak punya pendirian. Kalau mengikuti pendapat sendiri, dicap diktator. Kalau keuangan paroki mepet, katanya pastor tak pintar usaha. Kalau ngomongin soal uang, dibilang mata duitan. Kalau mengadakan misa lingkungan, katanya tak pernah kunjungan keluarga. Kalau mengunjungi keluarga, "Kapan sih pastornya misa lingkungan?" Kalau pastor tak ada di pastoran, dicap tukang ngeluyur. Tapi kalau selalu ada, dibilang pastor kurang pergaulan. Kalau memperhatikan anak-anak, dibilang "Masa kecil kurang bahagia". Kalau memperhatikan Mudika, giliran orang tua ngegosip. Kalau nonton TV, dibilang enak-enakan. Kalau tidak, dibilang enggak mengikuti zaman.
10 Fraksi di DPR sepakat mengesahkan UU Badan Hukum Pendidikan (BHP).Pengesahan UU BHP dihadiri sekitar 50 anggota DPR. Mendiknas diwakili Menkum HAM Andi Mattalatta.UU BHP terdiri dari 69 pasal. Pasal yang dipermasalahkan yakni pasal 41 ayat 7 yang berbunyi, peserta didik yang ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan harus menanggung biaya tersebut sesuai dengan kemampuan peserta didik, orangtua atau pihak yang bertanggung jawab membiayainya.
Ayat 8 berbunyi, biaya penyelenggaraan pendidikan sebagaimana dimaksud ayat 7 yang ditanggung oleh seluruh peserta didik dalam pendanaan pendidikan menengah berstandar pelayanan minimal untuk mencapai standar nasional pendidikan pada Badan Hukum Pendidikan Pemerintah (BHPP) atau Badan Hukum Pendidikan Pemerintah Daerah (BHPPD) paling banyak sepertiga dari biaya operasional.
Rapat paripurna dilanjutkan dengan pengesahan UU Kepariwisataan
Hal yang dikhawatirkan, undang-undang baru ini akan membuat biaya pendidikan semakin mahal dan tidak terakses oleh seluruh lapisan masyarakat. "Saya sudah baca sampai ke draf 40. RUU BHP ini membuat liberalisasi pendidikan, karena lembaga pendidikan diminta mandiri. Menurut kami, RUU BHP bertentangan dengan UUD karena di BHP disebutkan masyarakat ikut menanggung biaya pendidikan. Padahal, pendidikan seharusnya ditanggung pemerintah. Kami khawatir pendidikan lebih mahal dan UU lebih kejam dari pada bentuk Badan Hukum Milik Negara (BHMN) saat ini," terang Edwin.
Anggapan mahasiswa ini, dikatakan Ketua Pansus RUU BHP Irwan Prayitno, salah besar. Menurutnya, para mahasiswa belum membaca draf terakhir yang disepakati 10 Desember 2008. "Mereka seperti itu karena tidak tahu hasil akhirnya. Sudah terjadi perubahan jauh sekali, apalagi bicara pendanaan. 20 persen operasional dibiayai pemerintah. Untuk investasi dan bangunan seluruhnya dibiayai pemerintah. Dimana liberalisasinya?" kata Irwan setelah upaya berdialog dengan mahasiswa gagal.
Irwan menjelaskan, RUU BHP juga menetapkan perguruan tinggi negeri atau PTS wajib memberikan beasiswa sebesar 20 persen dari seluruh jumlah mahasiswa di lembaganya. "Bicara komersialisasi, disebutkan tegas kok, bahwa lembaga pendidikan adalah lembaga nirlaba. PTN yang katanya mahal, nantinya hanya boleh mengambil dana masyarakat sebesar 1/3 dari biaya operasional. Ada sanksi bagi yang melanggarnya," kata Irwan menjelaskan. RUU BHP donlot di sini
Hanya sekedar info saja buat anak-anak Ikaskam aka kakek nenek, om tante, kakak adek , pokoknya semua alumni SMU Katolik Makale. Dari milis IKASKAM, ada rencana buat ngadain acara reuni bareng, ngumpul di SMUKAM tanggal 27 Desember 2008. Panitianya kalo gak salah om angkatan '83 Sayangnya, karena kesibukan di kepaniteraan jadi gak bisa ikut.