Monday, December 6, 2010

Try to be the patient


Kisah ini kisah saya hari ini, menjadi seorang pasien. Mungkin lebih tepat bila disebut “keluarga pasien”. Awalnya, seorang dokter meminta bantuan saya untuk mengurus sebuah permintaan pemeriksaan laboratorium patologi anatomi (PA). Salah satu modalitas menganalisa jenis sel di bawah mikroskop terutama untuk menentukan jinak ganasnya suatu organ sebagai bahan untuk menentukan penatalaksanaan dan prognosis dari penyakit pasien.

Pasien ini merupakan pasien yang memanfaatkan ASKES sebagai sumber pembayaran. Dan , inilah kisahnya …

Latar tempat ini adalah salah satu pavilion, di sudut sebuah rumah sakit rujukan tempat tugas di awal bulan Desember. Seorang dokter meminta bantuan saya untuk “membawa” lembar PA dan spesimennya ke laboratorium. Jaraknya sekitar 100 meter dari pavilion tersebut. Maka dengan berjalan kaki (karena bisanya memang cuma jalan kaki) , saya menuju ke laboratorium. Dan ternyata tidak semudah itu, tidak sekedar membawa lembar PA dan spesimennya, memberikannya kepada petugas dan selesai. No..

Di laboratorium saya diberi tahu untuk mengambil bukti jaminan pelayanan yang disimpan oleh petugas khusus di pavilion tempat pasien tersebut dirawat,membawanya ke petugas yang meng-ACC jaminan, fotokopi suratnya , kemudian membawanya kembali ke laboratorium. Sepertinya ringan, tapi ternyata , butuh waktu sejam lebih untuk menyelesaikan tugas itu.

Bagaimana bila seorang pasien harus menjalani beberapa pemeriksaan berbeda ? Bagaimana dengan rumah sakit yang tidak memiliki fasilitas intranet ? belum lagi dengan pasien yang dirujuk dari luar kota yang buta dengan lingkungan rumah sakit dan beragam pertanyaan lain yang tiba-tiba bermunculan dalam benak saya.

Komentar pertama dari kisah ini adalah, ternyata jadi pasien sangat melelahkan. Kisah ini mungkin kisah biasa, bagi seorang pasien yang sedang berobat. Dan mungkin –meski tidak semua- ada dokter yang hanya tahu bahwa untuk menegakkan diagnosis memerlukan pemeriksaan ini dan itu tanpa tahu sisi teknis pemeriksaan itu. Hanya tahu harus ada hasil untuk sebuah pemeriksaan tanpa tahu proses yang dilalui pasien mulai dari mendapat lembar permintaan hingga mendapatkan hasil dari sebuah pemeriksaan. Yahh, ini hanya sebuah kisah yang tidak ingin saya pendam dan ingin saya bagikan. Mungkin suatu saat anda menjadi pasien dan mengalaminya, jangan mengeluh karena saya pun pernah mengalaminya meski tak harus menjadi pasien.

No comments: