Sunday, September 26, 2010

Dua puluh empat setengah

Harusnya, postingan ini dipublish hari Jumat yang lalu, sayangnya banyak kendala teknis yang menyebabkan tidak memungkinkan untuk tidak dipublish.
Beberapa kali sejak ulang tahun yang terakhir saya berpikir tentang keistimewaan hari ini. Pikiran yang tidak pernah terlintas di tahun-tahun sebelumnya selama dua puluh empat tahun hidup. Dua puluh empat September setiap tahunnya hanya sebuah tanggal yang terlewati entah dengan aktivitas apapun yang saya sendiri sudah lupa.

Dan hari ini kembali dua puluh empat September , dan saya menemukan keistimewaan di dalamnya, setengah tahun lagi perjalanan hidup saya bertambah. Itu berarti pula, setengah tahun waktu lagi telah saya habiskan dari sisa entah berapa tahun yang Tuhan boleh berikan.
Bila setiap tahun baru , setiap ulang tahun, setiap hari-hari penting, kita selalu merefleksikan diri dan merenung sejenak tentang apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi, maka hari ini pun saya ingin berhenti sejenak dan merefleksikan (mungkin yang menurut dosen filsafat saya dulu, sedikit berkontemplasi) segala yang telah terjadi dalam dua puluh empat setengah tahun kehidupan saya.
Entahlah orang merefleksikan atau merenungkan apa di hari – hari peringatan mereka. Tetapi di hari ini, saya merasa diajak untuk berpikir apa yang telah saya lakukan dalam dua puluh empat setengah tahun kemarin dan apa yang akan saya lakukan selanjutnya. Bukan lagi tentang kenapa ini dan itu terjadi. Mencari-cari alasan mengapa saya tidak melakukan ini dan itu, atau mencari kambing hitam atas kesalahan di masa lampau.
Ingatan jangka panjang dan pendek saya mungkin hampir di bawah normal. Ingatan paling tua saya , mungkin adalah ingatan saat saya berumur dua tahun lebih. Yap, dua tahun lebih. Saat itu, saya lagi digendong oleh orang tua saya yang kebetulan ibu saya sedang mengandung, dan ibu saya bertanya ,” kamu mau adik perempuan atau laki-laki?”. Entahlah ingatan ini masih sangat jelas dalam pikiran saya. Mungkin hanya rekaan saja, atau memang benar-benar terjadi. Saya belum pernah membuktikannya langsung dengan bertanya pada ayah atau ibu saya.
Salah satu prinsip yang mungkin sedikit salah adalah let it flow. Selama ini saya hanya mengikuti arus. Tidak ada perencanaan yang benar-benar matang tentang apa yang akan saya lakukan 5 tahun yang akan datang. Hanya selintas pikiran bahwa bulan ini harus begini , berikutnya harus begitu. Maksimal satu tahun. Mungkin sudah saatnya berpikir lebih jauh. Apa yang akan saya lakukan 5 tahun atau bahkan sepuluh tahun dari sekarang. Mungkin sudah saatnya memikul tanggung jawab yang selama ini saya abaikan dan tinggalkan demi sesuatu yang lain.
Setidaknya, hari ini adalah hari yang patut disyukuri. Untuk dua puluh empat setengah tahun yang Tuhan berikan dan berbagai bonus ekstra dari Tuhan. Thanks God

No comments: