Tuesday, November 12, 2013

Demo dan polisi

Siang tadi nonton breaking news tentang aksi demonstrasi warga dan mahasiswa di walenrang lamasi yang menuntut dimekarkannya kabupaten luwu menjadi luwu tengah. Awalnya nonton di TV one trus lanjut di Metro TV.
Di awal-awal liputan,, meskipun jalan dipalang dan tak ada aktivitas kendaraan dari dua arah jalan. Sementara polisi berjaga-jaga menjaga dan mengantisipasi timbulnya aksi anarkis dari para demonstrans.
Beberapa saat kemudian , tampak polisi mulai membuka jalan menghalau para demonstrans, menembaki para pelaku demonstrans dengan peluru karet meski dalam liputan di singgung pula kalau ditemukan pula selongsong tajam. Para demonstrans membalas dengan lemparan batu dan 'katanya' bom molotov. Entah, tak jelas pihak mana yang memulai lebih dulu, polisi atau demonstrans.
Yang pasti , saya menilai aksi polisi terlalu berlebihan dengan menembaki para demonstran walaupun dengan peluru karet. Pengalaman waktu kecil, saat ramai-ramainya senapan-senapan dan pistol-pistolan plastik dengan peluru bola-bola plastik kecil seukuran agel sepeda, waktu ditembak dengan peluru kecil itu , lumayan sakit dan merah tampak di badan yang tertembak peluru. Apalagi dengan peluru karet polisi dengan senapan-senapan yang lebih besar.
Selain itu, yang semakin membuat tidak respek adalah pada bagian seorang warga dengan baju sobek-sobek sedang dibawa oleh anggota polisi , tiba-tiba ada seorang oknum polisi berpakaian lengkap yang nampak cuma kedua matanya tiba-tiba menendang perut si warga.
Warga memang ada salahnya juga. Seperti halnya mahasiswa yang sering menutup jalan bila melakukan aksi demonstrasi . Terlebih apabila benar bila ditemukan bom molotov.
Bagi saya, sesuatu yang baik biarpun niatnya baik bila proses untuk mendapatkan niat tersebut ditempuh dengan jalan yang salah akan menjadi tidak baik.
Aparat keamanan seharusnya sudah mengerti tentang cara-cara negosiasi mencegah aksi anarkisme tapi tetap saja melakukan kebrutalan lebih salah lagi. Karena mereka lah yang seharusnya menjadi penegak hukum malah melanggar hak-hak asasi manusia.
Ahh, entahlah.. ini cuma tulisan sepintas yang ada dalam pikiran.
Mendukung aparat keamanan atau warga? Saya tidak memilih dua-duanya ..

No comments: